DEIR AL-BALAH, KOMPAS TV - Petugas medis Palestina melaporkan terjadinya serangan udara Israel pada Minggu (26/5/2024), menewaskan 22 orang di Kota Rafah, Gaza bagian selatan. Serangan itu menghantam tenda-tenda pengungsi yang terlantar.
Belum ada rincian lebih lanjut mengenai target serangan tersebut, namun rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan kerusakan berat. Tentara Israel mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kejadian di daerah itu.
Seorang juru bicara Palang Merah Palestina mengatakan jumlah korban kemungkinan akan meningkat karena upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di lingkungan Tal al-Sultan di Rafah, barat pusat kota.
Palang Merah Palestina menegaskan bahwa lokasi tersebut telah ditetapkan oleh Israel sebagai wilayah kemanusiaan.
Serangan ini terjadi dua hari setelah Pengadilan Internasional memerintahkan Israel untuk mengakhiri serangan militernya di Rafah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, berada di Rafah pada hari Minggu dan mendapat laporan tentang "pendalaman operasi" di sana.
Serangan udara tersebut dilaporkan beberapa jam setelah Hamas meluncurkan rentetan roket dari Gaza yang memicu sirene serangan udara sejauh Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Menunjukkan ketahanan mereka lebih dari tujuh bulan setelah serangan udara, laut, dan darat besar-besaran oleh Israel.
Tidak ada laporan langsung mengenai korban dalam serangan roket jarak jauh dari Gaza sejak Januari.
Baca Juga: Ribuan Warga Israel Unjuk Rasa Tuntut Pemerintah Netanyahu Pulangkan Sandera Usai Jasad Ditemukan
Sayap militer Hamas mengklaim serangan tersebut. Militan Palestina secara sporadis menembakkan roket dan mortir ke komunitas di sepanjang perbatasan Gaza, dan sayap militer kelompok Jihad Islam Palestina kemudian pada hari Minggu mengatakan mereka menembakkan roket ke komunitas terdekat.
Militer Israel mengatakan delapan proyektil melintasi ke Israel setelah diluncurkan dari Rafah, di mana pasukan Israel baru-baru ini melakukan serangan. Militer menyatakan sejumlah proyektil tersebut berhasil dicegat, dan juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan peluncur di Rafah telah dihancurkan.
Sebelumnya pada Minggu (26/5), truk bantuan memasuki Gaza dari Israel selatan di bawah kesepakatan baru untuk melewati penyeberangan Rafah dengan Mesir setelah pasukan Israel menguasai sisi Palestina bulan ini. Namun, belum jelas apakah kelompok kemanusiaan dapat mengakses bantuan karena adanya pertempuran.
Adapun Mesir menolak membuka kembali sisi penyeberangan Rafah sampai kendali sisi Gaza diserahkan kembali kepada Palestina. Mesir setuju untuk sementara mengalihkan lalu lintas melalui penyeberangan Kerem Shalom di Israel, terminal kargo utama Gaza, setelah panggilan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.
Baca Juga: Israel Mengutuk Perintah ICJ agar Serangan ke Rafah Dihentikan, Disambut Baik Hamas
Namun, penyeberangan Kerem Shalom sebagian besar tidak dapat diakses karena serangan Israel di Rafah. Israel mengatakan telah mengizinkan ratusan truk masuk, tetapi badan-badan PBB mengatakan biasanya terlalu berbahaya untuk mengambil bantuan tersebut.
Seperti diketahui, perang antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 36.000 orang Palestina. Kementerian Kesehatan mengatakan jenazah 81 orang yang tewas akibat serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir. Israel menyalahkan kematian warga sipil pada Hamas karena para militan beroperasi di daerah pemukiman yang padat.
Sekitar 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, kelaparan parah meluas, dan pejabat PBB mengatakan bagian dari wilayah tersebut mengalami kelaparan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.