Kompas TV internasional kompas dunia

Begini Teknis Dermaga Apung AS Membantu Warga Sipil Gaza

Kompas.tv - 18 Mei 2024, 15:05 WIB
begini-teknis-dermaga-apung-as-membantu-warga-sipil-gaza
Militer AS dan Israel memasang Dermaga Trident di Gaza, 16 Mei 2024. Ini bagian dari upaya untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung selama perang Israel-Hamas. (Sumber: AP Photo/Centcom)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS TV - Amerika Serikat selesai membangun dermaga apung yang disiapkan untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui laut. Namun, keberhasilan upaya ini baru bisa diketahui setelah pengiriman bantuan yang stabil mulai mencapai warga Palestina yang kelaparan.

Truk-truk yang akan keluar dari dermaga apung ini akan menemui pertempuran yang sengit, ancaman dari Hamas terhadap pasukan asing, dan ketidakpastian apakah militer Israel akan memberi akses kepada konvoi bantuan dan menjamin keamanan dari serangan oleh pasukan Israel.

Bahkan jika rute laut berfungsi sesuai harapan, pejabat AS, PBB, dan lembaga bantuan memperingatkan itu hanya akan menyediakan sebagian kecil dari bantuan yang dibutuhkan rakyat Gaza.

Baca Juga: Kapal AS Bergegas Bangun Dermaga Apung di Gaza Untuk Salurkan Bantuan, Ongkosnya Rp5 Triliun

Akankah Rute Laut Mengakhiri Krisis di Gaza?

Tidak, bahkan jika semuanya berjalan sempurna dengan rute laut ini, kata pejabat Amerika dan internasional.

Pejabat militer AS akan memulai dengan sekitar 90 truk bantuan per hari melalui rute laut, yang kemudian meningkat menjadi sekitar 150 truk per hari.

Samantha Power, kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dan pejabat bantuan lainnya secara konsisten mengatakan Gaza membutuhkan lebih dari 500 truk bantuan per hari untuk membantu populasi yang tidak punya cukup makanan atau air bersih selama tujuh bulan perang antara Israel dan Hamas.

Israel selalu menghalangi pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan lainnya melalui penyeberangan darat sejak serangan Hamas di Israel yang memulai konflik pada bulan Oktober. Pembatasan penyeberangan perbatasan dan pertempuran telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang semakin memburuk bagi warga sipil.

Para ahli internasional mengatakan semua 2,3 juta penduduk Gaza mengalami tingkat rawan pangan yang akut, dengan 1,1 juta di antaranya pada tingkat "bencana kelaparan." Samantha Power dan Direktur Program Pangan Dunia PBB Cindy McCain mengatakan Gaza utara berada dalam kondisi kelaparan.

Pada tahap itu, prioritas adalah menyelamatkan nyawa anak-anak dan orang lain yang paling terdampak, kata pejabat USAID.

Pada operasi skala penuh, pejabat internasional mengatakan, bantuan dari rute laut diharapkan bisa mencapai setengah juta orang. Itu hanya lebih dari seperlima dari populasi.

Baca Juga: PBB Kecam Penjarahan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza oleh Pemukim Israel, Ada Mie Instan Indonesia

Bantuan udara yang dijatuhkan dari langit di Gaza. Bantuan udara yang dijatuhkan AS dari udara membuat 12 orang tewas tenggelam. (Sumber: CNN)

Tantangan untuk Rute Laut Saat Ini

Rencana AS adalah agar PBB mengambil alih bantuan setelah dibawa masuk. Program Pangan Dunia PBB akan menyerahkannya kepada kelompok-kelompok bantuan untuk didistribusikan.

Pejabat PBB telah menyatakan keprihatinan tentang menjaga netralitas mereka meskipun terlibat dalam rute laut oleh militer Israel dan mengatakan mereka sedang merundingkan hal itu.

Masih ada pertanyaan tentang bagaimana kelompok-kelompok bantuan akan beroperasi dengan aman di Gaza untuk mendistribusikan makanan kepada mereka yang paling membutuhkan, kata Sonali Korde, asisten administrator untuk Biro Bantuan Kemanusiaan USAID, yang membantu logistik.

Organisasi AS dan internasional termasuk USAID dan organisasi nirlaba Oxfam, Save the Children, dan International Rescue Committee mengatakan pejabat Israel belum secara signifikan meningkatkan perlindungan terhadap pekerja bantuan sejak serangan militer pada 1 April yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dari organisasi World Central Kitchen.

Pembicaraan dengan militer Israel "perlu sampai pada titik di mana pekerja bantuan kemanusiaan merasa aman dan mampu beroperasi dengan aman. Dan saya pikir kita belum sampai di titik itu," kata Korde kepada wartawan Kamis lalu.

Sementara itu, pertempuran meningkat di Gaza. Meskipun tidak mengancam area distribusi bantuan di garis pantai, pejabat Pentagon mengatakan, mereka telah menjelaskan bahwa kondisi keamanan bisa memaksa penutupan rute maritim, bahkan hanya sementara.

AS dan Israel telah mengembangkan rencana keamanan untuk kelompok-kelompok kemanusiaan yang datang ke "titik kumpul" di sebelah dermaga untuk mengambil bantuan, kata Laksamana AS Brad Cooper, wakil komandan Komando Sentral militer AS. Direktur Respon USAID Dan Dieckhaus mengatakan kelompok-kelompok bantuan akan mengikuti prosedur keamanan mereka sendiri dalam mendistribusikan pasokan.

Sementara itu, pasukan Israel telah pindah ke penyeberangan perbatasan di kota Rafah di selatan sebagai bagian dari ofensif mereka, mencegah bantuan termasuk bahan bakar untuk masuk.

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan tanpa bahan bakar, pengiriman semua bantuan di Gaza tidak bisa terjadi.

Baca Juga: Gegara Ekstremis Israel Serang Konvoi Bantuan, Sopir Truk Enggan Kirim Bantuan ke Gaza karena Takut

Tentara Angkatan Darat AS yang ditugaskan di Brigade Transportasi ke-7 (Ekspedisi), pelaut Angkatan Laut AS yang ditugaskan di Batalyon Konstruksi Amfibi 1, dan Pasukan Pertahanan Israel menempatkan Dermaga Trident di pantai Jalur Gaza pada hari Kamis. 16 Mei 2024. (Sumber: AP Photo / US Central Command)

Yang Dibutuhkan Rakyat Gaza

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, PBB, dan kelompok-kelompok bantuan telah mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan melalui penyeberangan darat, dengan mengatakan itulah satu-satunya cara untuk meringankan penderitaan warga sipil Gaza.

Mereka juga mendesak militer Israel untuk secara aktif berkoordinasi dengan kelompok-kelompok bantuan untuk menghentikan serangan Israel terhadap pekerja kemanusiaan, “Mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan di Gaza tidak boleh bergantung pada dermaga terapung jauh dari tempat kebutuhan paling mendesak,” kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan Kamis lalu.

“Untuk mencegah kelaparan, kita harus menggunakan rute tercepat dan paling jelas untuk mencapai orang-orang di Gaza — dan untuk itu, kita membutuhkan akses darat sekarang,” kata Haq.

Pejabat AS setuju bahwa dermaga hanya solusi parsial, dan mengatakan mereka mendesak Israel untuk lebih banyak melakukan upaya.

Kata Israel Soal Dermaga Apung

Israel mengklaim tidak membatasi masuknya bantuan kemanusiaan dan menyalahkan PBB atas keterlambatan dalam mendistribusikan barang yang masuk ke Gaza. PBB mengatakan pertempuran yang berkelanjutan, tembakan Israel, dan kondisi keamanan yang kacau telah menghambat pengiriman.

Di bawah tekanan dari AS, Israel dalam beberapa minggu terakhir telah membuka dua penyeberangan untuk mengirim bantuan ke Gaza utara yang terkena dampak parah. Israel mengatakan serangkaian serangan Hamas di penyeberangan utama, Kerem Shalom, telah mengganggu aliran barang.



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x