Kompas TV internasional kompas dunia

PBB Rilis Jumlah Korban Tewas di Gaza 24.686 Orang, Beda 10 Ribu Lebih dari Perhitungan Palestina

Kompas.tv - 14 Mei 2024, 11:29 WIB
pbb-rilis-jumlah-korban-tewas-di-gaza-24-686-orang-beda-10-ribu-lebih-dari-perhitungan-palestina
Warga Palestina menyalatkan jenazah dua orang dewasa dan lima anak-anak dari keluarga Chahine yang tewas akibat serangan Israel di Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza, Jumat, 3 Mei 2024. (Sumber: AP Photo/Ismael Abu Dayyah)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

GAZA, KOMPAS.TV – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menerbitkan data terbaru mengenai jumlah warga sipil yang tewas di Gaza akibat serangan Israel. Data ini menunjukkan angka yang berbeda signifikan dari yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza.

OCHA mengeklaim bahwa total 24.686 warga sipil tewas, termasuk 7.797 anak-anak (32 persen) dan 4.959 perempuan (20 persen).

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas mengeklaim bahwa 35.091 orang tewas sejak 7 Oktober, termasuk 14.500 anak-anak dan 9.500 perempuan.

Menurut OCHA, data mereka didasarkan pada informasi dari pejabat kesehatan Palestina di Gaza, namun angka tersebut belum termasuk 10.000 orang yang belum ditemukan dan kemungkinan terkubur di bawah reruntuhan.

OCHA juga mengakui bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan angka yang independen dan terverifikasi.

“Tim PBB di Gaza tidak dapat memverifikasi secara independen angka-angka tersebut mengingat situasi yang ada di lapangan dan banyaknya korban jiwa,” kata juru bicara OCHA, Jens Laerke, dikutip dari The Guardian, Selasa (14/5/2024).

“Oleh karena itu, semua angka yang digunakan PBB dengan jelas mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza sebagai sumbernya. PBB akan memverifikasi angka-angka ini sejauh mungkin jika kondisinya memungkinkan.”

Meski begitu, PBB mengatakan bahwa perkiraan jumlah korban tewas di Gaza secara keseluruhan masih sekitar 35.000.

Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan bahwa perbedaan angka ini karena ada perbedaan jumlah jenazah yang telah diidentifikasi seluruhnya.

Haq menyebut jumlah yang lebih besar mencakup jenazah yang identifikasinya hingga saat ini belum selesai sehingga nantinya jumlah korban resmi di kalangan perempuan dan anak-anak diperkirakan juga akan meningkat.

Baca Juga: Sistem Kesehatan Gaza akan Segera Hancur, Diperkirakan Bakal Terjadi dalam Hitungan Jam

OCHA masih akan menerima informasi dari berbagai sumber dan terus memverifikasi serta memperbarui data tersebut secara berkala.

"Jumlah keseluruhan korban jiwa dihitung oleh Kementerian Kesehatan di Gaza, yang merupakan mitra kami dalam menangani jumlah korban tewas. Jumlah tersebut tetap tidak berubah, dan sudah lebih dari 35.000 orang sejak bulan Oktober,” kata Haq, sambil menekankan bahwa PBB tidak dalam posisi untuk memverifikasi angka tersebut. 

“Yang berubah adalah Kementerian Kesehatan di Gaza telah memperbarui rincian jumlah korban jiwa, yang rincian lengkapnya telah didokumentasikan.”

Di sisi lain, Israel menuduh Hamas memberikan angka yang tidak akurat kepada organisasi internasional. Pejabat Israel menyebut OCHA tidak profesional dan mengabaikan kenyataan di lapangan. 

Lebih dari itu, Kementerian Luar Negeri Israel juga menunggu OCHA mengakui bahwa ledakan di rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada bulan Oktober disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket Jihad Islam Palestina, bukan serangan Israel.

Israel juga mengkritik OCHA yang belum mengeluarkan kecaman terhadap penggunaan fasilitas rumah sakit oleh Hamas untuk kegiatan terorisme.

Menurut Israel, OCHA telah menerbitkan propaganda Hamas dalam laporannya tanpa proses verifikasi yang memadai.

“Kami masih menunggu OCHA mengakui fakta bahwa ledakan di rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada bulan Oktober, yang disalahkan pada Israel, adalah akibat dari kegagalan peluncuran roket oleh Jihad Islam Palestina,” kata kementerian tersebut. 

“Semua ini terus-menerus diabaikan oleh OCHA yang telah menerbitkan propaganda Hamas dalam laporannya tanpa proses verifikasi apa pun atas apa yang telah terbukti sebagai metodologi yang cacat dan tidak profesional. Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak menganggap enteng laporan OCHA."

Baca Juga: 143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Israel dan AS Menolak


 

 



Sumber : The Guardian/Times of Israel



BERITA LAINNYA



Close Ads x