KIEV, KOMPAS.TV - Tiga rudal Rusia menghantam daerah pusat kota Chernihiv di bagian utara Ukraina, Rabu (17/4/2024) mengenai sebuah gedung apartemen delapan lantai dan diklaim menewaskan setidaknya 13 orang.
Kata pihak berwenang Ukraina, setidaknya 61 orang, termasuk dua anak-anak, terluka dalam serangan pagi itu.
Adapun Chernihiv terletak sekitar 150 kilometer di sebelah utara ibu kota, Kiev, dekat dengan perbatasan Rusia dan Belarus, dan memiliki populasi sekitar 250.000 orang.
Pemboman Rusia terbaru ini terjadi saat perang memasuki tahun ketiga dan mendekati titik kritis karena kurangnya dukungan militer lanjutan dari mitra Barat Ukraina, semakin membuat negara itu bergantung pada belas kasihan kekuatan besar Kremlin.
Selama bulan-bulan musim dingin, Rusia tidak membuat kemajuan dramatis di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 kilometer, fokusnya justru pada perang hancur-hancuran.
Namun, kekurangan amunisi artileri, pasukan, dan kendaraan lapis baja Ukraina memungkinkan Rusia untuk secara bertahap merangsek maju, kata para analis militer.
Sebuah elemen penting bagi Ukraina adalah penundaan di Washington atas persetujuan paket bantuan yang mencakup sekitar $60 miliar untuk Ukraina.
Ketua Kongres Mike Johnson pada Minggu (14/4) lalu mencoba mendorong paket tersebut maju minggu ini.
Kebutuhan Ukraina kini mendesak, menurut Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir berbasis di Washington.
"Rusia sedang keluar dari perang posisional dan mulai mengembalikan manuver ke medan perang karena keterlambatan dalam penyediaan bantuan militer AS kepada Ukraina," kata ISW dalam penilaian pada Selasa malam.
"Ukraina tidak dapat mempertahankan garis depan tanpa bantuan AS, terutama pertahanan udara dan artileri yang hanya dapat disediakan AS dengan cepat dan dalam skala besar," katanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.