HONG KONG, KOMPAS.TV - Ekonomi China tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal pertama tahun 2024 ini berkat kebijakan dan permintaan yang lebih kuat, meskipun tanda-tanda kelemahan di pasar perumahan yang bermasalah masih terlihat.
Ekonomi China tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 5,3% pada Januari-Maret, melampaui perkiraan analis sekitar 4.,8%, menurut data yang dirilis pada hari Selasa, 16/4/2024. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, ekonomi tumbuh sebesar 1,6%.
Ekonomi China sempat mengalami kesulitan pulih dari pandemi Covid-19 tetapi mendapatkan momentum akhir tahun lalu karena kebijakan pemerintah untuk membantu pasar perumahan dan upaya mendorong investasi mulai berdampak.
Namun, data yang lebih baik dari yang diharapkan pada Selasa datang beberapa hari setelah China melaporkan ekspornya turun 7,5% pada Maret dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara impor juga melemah. Inflasi melambat, mencerminkan tekanan deflasi sebagai hasil dari permintaan yang lesu di tengah krisis di sektor properti.
Investasi dalam pengembangan properti turun 9,5% dari tahun sebelumnya pada Januari-Maret, dibandingkan dengan penurunan 9% pada kuartal sebelumnya.
"Investasi dan penjualan real estat pada kuartal pertama memang tidak begitu optimis. Pasar real estat masih dalam proses penyesuaian," kata Sheng Laiyun, wakil komisaris Biro Statistik Nasional, kepada wartawan di Beijing.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bertemu Xi Jinping di Beijing, Bahas Masa Depan Bersama Masyarakat China-Indonesia
Sheng juga mengakui meskipun pertumbuhan lebih kuat dari yang diantisipasi, namun itu tidak merata. Investasi dalam infrastruktur seperti jalan dan jembatan naik 6,5% year-on-year setelah kenaikan 6% pada kuartal sebelumnya.
Investasi tetap, di pabrik dan peralatan, tumbuh 4,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, naik dari 4,2% pada kuartal sebelumnya.
Pemimpin China mencoba mengkalibrasi pertumbuhan menjauh dari pengeluaran investasi dan menuju ketergantungan yang lebih besar pada permintaan konsumen, mirip dengan ekonomi besar lainnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.