Perusahaan milik jutawan Jepang, Ispace, mengalami pendaratan darurat di Bulan pada April lalu, diikuti oleh pendaratan darurat Rusia pada Agustus.
India mendarat beberapa hari kemudian di dekat wilayah kutub selatan. Ini adalah percobaan kedua yang dilakukan negara tersebut setelah jatuh pada 2019.
Selain itu, sebuah organisasi nirlaba Israel juga mengalami kecelakaan pada 2019.
Amerika Serikat belum pernah melakukan pendaratan di Bulan sejak Gene Cernan dan Harrison Schmitt dari Apollo 17. Mereka merupakan yang terakhir dari 12 penjelajah Bulan, yang dilakukan pada Desember 1972.
Mesin Astrobotik dan Intuitif tidak hanya ingin mengakhiri puasa pendaratan di Bulan bagi AS, namun juga ingin meneguhkan diri sebagai entitas swasta pertama yang mendarat di satelit Bumi itu.
Baca Juga: Negara Ini Dijuluki Sebagai Surganya Introver, Diberi Uang Senilai Rp7,4 Juta Setiap Bulannya!
Meskipun peluncurannya terlambat, Mesin Intuitif memiliki tembakan yang lebih cepat dan langsung. Mereka diperkirakan akan mendarat dalam waktu seminggu setelah lepas landas.
Sedangkan Astrobotic memerlukan waktu dua minggu untuk sampai ke Bulan dan membutuhkan waktu selaman satu bulan lagi di orbit Bulan. Kemudian pendaratan di Bulan diperkirakan akan dilakukan pada 23 Februari.
“Ini akan menjadi perjalanan yang sangat liar,” ujar kepala eksekutif Astrobotic, John Thornton.
Rekannya di Intuitive Machines, Steve Altemus, mengatakan perlombaan antariksa ini sebetulnya lebih berkaitan dengan situasi geopolitik. Ke mana China menuju, dan ke mana seluruh dunia menuju.
“Artinya, kami tentu ingin menjadi yang pertama,” ujarnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.