VERMONT, KOMPAS.TV - Tiga pemuda keturunan Palestina di Burlington, Amerika Serikat yang sedang merayakan Thanksgiving menjadi korban penembakan, satu di antaranya kritis, dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian.
Polisi sedang mencari pelaku penembakan setelah serangan itu terjadi sekitar pukul 6:25 malam hari Sabtu di dekat kampus UVM, kata Kepala Polisi Burlington, Jon Murad.
Dua dari para pemuda tersebut dalam kondisi stabil, sementara yang lain mengalami "cedera yang jauh lebih serius," kata Murad pada hari Minggu. Ketiganya, semua berusia 20 tahun, sedang mengunjungi rumah salah satu kerabat korban dan berjalan-jalan ketika mereka dicegat seorang pria kulit putih bersenjatakan pistol.
“Tanpa berkata-kata, dia melepaskan setidaknya empat tembakan dari pistol lalu kabur,” kata Murad dalam rilis berita. "Semua tiga korban terkena tembakan, dua di bagian tubuh atas dan satu di bagian tubuh bawah."
Murad mengatakan ketiga pemuda tersebut semua keturunan Palestina dan menyampaikan simpati yang mendalam untuk mereka dan keluarga mereka. Dua di antaranya adalah warga negara AS dan satu adalah penduduk legal. Dua dari mereka mengenakan kafiyeh Palestina berwarna hitam-putih.
Murad mengatakan tidak ada informasi tambahan yang menunjukkan motif penembakan.
Baca Juga: Israel Membantai 8 Warga Palestina di Tengah Eskalasi Kekerasan di Tepi Barat
Sekolah Ramallah Friends, sebuah sekolah swasta di Tepi Barat, mengatakan dalam sebuah pos di Facebook bahwa ketiga pria tersebut dulunya adalah siswa di sana. Saat ini, mereka merupakan mahasiswa tingkat junior di perguruan tinggi, Awartani belajar di Brown University, Abdalhamid di Haverford College di Pennsylvania, dan Ahmed di Trinity College di Connecticut.
Menurut Marwan Awartani, paman buyut dan mantan menteri pendidikan Otoritas Palestina, ketiganya sedang berjalan menuju rumah nenek Awartani untuk makan malam Thanksgiving sesuai tradisi Amerika Serikat.
Dia mengatakan ketiganya mengambil foto bersama dan mengirimkannya kepada orangtua Hisham beberapa menit sebelum mereka pergi ke rumah sang nenek.
Marwan Awartani menambahkan peluru yang mengenai Hisham menghantam sumsum tulang belakangnya dan dia kehilangan rasa di bagian bawah tubuhnya. Ia tetap dirawat di rumah sakit hari Minggu malam dan "diperkirakan akan bertahan dari luka-lukanya," menurut pernyataan dari Christina H. Paxson, presiden Brown University.
Ahmed ditembak di dada, dan Abdalhamid mengalami luka ringan, demikian pernyataan dari keluarga korban. Keluarga-keluarga korban mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki penembakan ini sebagai kejahatan kebencian.
"Mengapa ada yang menembak anak-anak yang mengenakan kaffiyeh Palestina?" kata Marwan Awartani dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: Benarkah Israel Lakukan Genosida atas Rakyat Palestina? Ini Penjelasan Lengkap Konsep Genosida
“Di saat yang penuh ketegangan ini, tidak ada yang bisa melihat kejadian ini dan tidak menduga ini mungkin merupakan kejahatan yang dipicu kebencian. Dan saya sudah berhubungan dengan mitra penyidikan dan penuntutan federal untuk mempersiapkan diri jika itu terbukti,” katanya dalam rilis berita.
Ia menambahkan, "Kenyataannya adalah kita belum tahu sebanyak yang kita inginkan saat ini. Tapi saya mengimbau masyarakat untuk tidak membuat kesimpulan berdasarkan pernyataan dari pihak yang tidak terlibat dan berpengetahuan yang mungkin bahkan lebih sedikit.”
Sebelumnya, American-Arab Anti-Discrimination Committee merilis pernyataan yang mengatakan korban adalah mahasiswa Amerika Serikat keturunan Palestina dan ada "alasan untuk yakin penembakan ini terjadi karena korban adalah orang Arab."
Sumber : Associated Press / New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.