Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan upaya apa pun untuk mengusir warga Palestina ke Yordania, yang berbagi perbatasan dengan Tepi Barat, adalah "garis merah" yang merupakan deklarasi perang.
"Upaya apa pun oleh Israel untuk mengubah geografi dan demografi dengan cara mengusir warga Palestina, akan kita hadapi," kata Safadi dengan lantang pekan lalu.
Negara sekutu AS ini khawatir akan meluasnya kekerasan di Israel sementara sentimen pro-Palestina meluas dan kemarahan terhadap Israel menghasilkan unjuk rasa besar-besaran dan angin dukungan kepada Hamas.
Kekhawatiran Yordania menjadi pusat perhatian dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken sejak pecah perang Gaza dan kemungkinan akan dibahas dalam pertemuan dengan Direktur CIA William Burns selama singgah di Yordania dalam waktu dekat, kata sumber diplomat.
Baca Juga: MER-C Bantah Israel yang Tuduh RS Indonesia Simpan Terowongan Hamas: Murni untuk Kepentingan Medis
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan jumlah warga Palestina yang tewas akibat pembantaian Israel di Gaza dan Tepi Barat telah melampaui batas merah mengerikan, dengan jumlah kematian mencapai 10.165 warga sipil, sementara sekitar 27.000 lainnya terluka, Senin (6/11).
Kementerian tersebut dalam laporan harian mengenai agresi tersebut menyatakan 10.010 warga Palestina tewas di Jalur Gaza, dan lebih dari 25.000 terluka
Sementara di Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 155 warga sipil, dan yang terluka sekitar 2.250 orang sejak 7 Oktober seperti dilaporkan oleh kantor berita Palestinian WAFA, Senin (6/11).
Lebih dari 70% dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Laporan tersebut menjelaskan situasi masih sangat mengerikan di Gaza. Dokter masih terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi atau bius medis, termasuk operasi warga sipil yang terluka akibat bom, serta perempuan yang menjalani persalinan melalui operasi caesar.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menambahkan, 117.000 warga sipil kini terlantar, selain personel medis dan kesehatan serta ribuan pasien yang terpaksa tinggal di fasilitas kesehatan untuk mempertahankan nyawa mereka.
Selain itu, ada 1,5 juta warga yang terlantar di dalam Gaza, lebih dari 70% dari populasi Gaza, di mana sekitar 690.400 pengungsi tinggal di 149 tempat perlindungan darurat yang ditunjuk oleh UNRWA, badan PBB yang khusus bertugas mengurus pengungsi Palestina.
Ada juga 121.750 warga yang tinggal di rumah sakit, gereja, dan bangunan publik lainnya, dan sekitar 99.150 orang mencari perlindungan di 82 sekolah non-UNRWA.
Sementara sekitar 600.000 orang terlantar lainnya tinggal dengan keluarga angkat, dan 150.000 warga berpindah ke pusat perlindungan dalam beberapa hari terakhir untuk mencari makanan dan layanan dasar.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.