Di antara 6.600 orang yang ditahan itu, 73 adalah wanita, 327 anak-anak (termasuk dua balita yang ikut ibu mereka di penjara), 15 wartawan.
Kemudian ada 1.800 orang yang ditahan tanpa dakwaaan di bawah apa yang disebut oleh Israel sebagai "penahanan administratif" (pada 2022, jumlahnya 860 orang).
Hamas menggambarkan serangan mereka sebagai respons atas tindakan agresif Israel di Masjid Al-Aqsa atau yang disebut sebagai Bukit Bait Suci oleh umat Yahudi, yang berada di Kota Tua Yerusalem.
Baca Juga: Indonesia Kirim 30 Ton Bantuan untuk Gaza, Diangkut 3 Pesawat
Israel telah mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan terus melakukan serangan udara di Gaza serta ke beberapa wilayah Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang diduduki Israel sejak 1967.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan israel sejak 7 Oktober lalu yang tercatat sudah mencapai 9.061 per Kamis (2/11/2023), termasuk 3.760 anak-anak.
Seorang pejabat kementerian menyebut 256 warga sipil terbunuh serangan Israel dalam kurun 24 jam terakhir.
Ribuan orang pun masih dinyatakan hilang, diduga terkubur reruntuhan di Jalur Gaza.
Rumah Sakit Al-Shifa menerima laporan sekitar 2.600 orang hilang, termasuk 1.150 anak-anak yang diduga hilang atau terkubur reruntuhan.
Selain itu, sebanyak 16 rumah sakit dan 32 fasilitas medis berhenti beroperasi di Jalur Gaza yang dihuni sekitar 2,3 juta jiwa. Sebanyak 135 tenaga medis terbunuh dan 25 ambulans hancur sejauh ini.
Sumber : Arab News/TASS/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.