Kutipan wawancara tersebut dirilis oleh kantor berita negara Iran, IRNA.
"Iran menilai Amerika Serikat sangat mengetahui kapasitas kami saat ini dan menyadari kapasitas tersebut mustahil untuk dikalahkan," tambahnya.
Pada saat yang sama, militer Israel terus mengintensifkan serangan udara di Gaza, termasuk di sekitar rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Sementara ribuan orang yang putus asa mencari makanan dan barang-barang dasar, memasuki gudang bantuan di wilayah Palestina yang telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007 itu.
Konektivitas internet dan telepon pulih untuk banyak orang pada Minggu setelah serangan Israel telah membuat terputusnya sebagian besar komunikasi di wilayah tersebut pada Jumat (27/10/2023) malam.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Sabtu, menyebut serangan Israel ke Gaza yang sudah berlangsung selama tiga minggu sebagai perjuangan untuk eksistensi Israel.
Ia mengumumkan "tahap kedua" dalam serangan Israel ke Gaza dan menyatakan pihaknya bertekad untuk membawa kembali 229 orang yang disandera Hamas.
Sementara menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sudah lebih dari 8.000 orang telah tewas, setengahnya adalah anak-anak.
Di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang diduduki oleh Israel sejak 1967, lebih dari 110 warga Palestina telah tewas akibat kekerasan dan serangan oleh pasukan Israel.
Di Israel, dilaporkan lebih dari 1.400 orang tewas selama serangan mendadak oleh militan Hamas, termasuk setidaknya 310 tentara, menurut pemerintah Israel.
Hamas telah membebaskan empat dari dari 229 orang yang disandera.
Baca Juga: WHO Khawatir Israel Ancam Bom RS Al-Quds, Ada 12.000 Pengungsi Berlindung di Sana
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.