WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemimpin para militer Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin, diyakini telah tewas, jika tidak dipenjara setelah upaya pemberontakannya gagal.
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan pemimpin militer senior Amerika Serikat (AS).
Purnawirawan Jenderal Robert Adams mengungkapkan bahwa kemungkinan Prigozhin telah tewas dan pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebenarnya sebuah tipuan.
Abrams sendiri merupakan mantan Komandan Pasukan AS di Korea.
Baca Juga: Petugas Perekrutan Militer sekaligus Eks Komandan Kapal Selam Rusia Ditembak Mati saat Lari Pagi
Ia pun membagikan pemikirannya mengenai nasib tak menentu Prigozhin setelah kudeta kelompok Wagner akhirnya gagal seusai terjadi kesepakatan.
Prigozhin sendiri tak terlihat lagi dan keberadaannya tak diketahui setelah kudeta tersebut gagal.
Pemimpin tentara bayaran Rusia itu dilaporkan telah dibuang ke Belarusia, sesuai kesepakatan yang membuat kudeta itu gagal.
Namun, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang menjadi penengah dalam kesepakatan itu mengatakan bahwa Prigozhin tak ada di negaranya.
Meski berupaya meredakan pernyataan mengenai keberadaan Prigozhin, tapi Lukashenko mengisyaratkan bahwa dirinya tak mengetahui.
Abrams pun mencoba untuk menganalisi apa yang sebenarnya terjadi terhadap sosok yang kerap disebut sebagai “Koki Putin” itu.
"Penilaian pribadi saya, kita tak akan melihat Prigozhin lagi di depan umum,” ujar Arams dikutip dari New York Post.
“Saa pikir antara ia disembunyikan, dikirim penjara atai telah tewas dengan suatu cara, tetapi kita tak akan melihatnya lagi,” tambahnya.
Ia juga berpikir bahwa Prigozhin sangat besar kemungkinan telah tewas.
Baca Juga: Bom yang Ditanam Kartel Narkoba Meksiko Meledak, 4 Polisi dan 2 Warga Tewas
Abrams menambahkan bahwa ia ragu bahwa pertamuan antara Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Putin dan Prigozhin yang terjadi 29 Juni, lima hari setelah kudeta yang gagal itu telah terjadi.
“Saya akan terkejut jika kita bisa melihat bukti bahwa Putin bertemu Prigozhin dalam keadaan hidup. Saya pikir itu telah begitu direkayasa,” tambahnya.
Peskov pada Senin (10/7/2023), melaporkan bahwa Putin telah mengundang 35 orang untuk pertemuan dan di antara mereka adalah Prigozhin.
Peskov pun mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut telah berlangsung selama tiga jam.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.