HONG KONG, KOMPAS.TV - Dentuman gong, tarian naga, dan anak-anak berpakaian karnaval berjalan di atas tiang-tiang pada hari Jumat (26/5/2023), menandai kembalinya Festival Bakpao ke pulau Cheung Chau di Hong Kong setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19, seperti laporan France24, Jumat (26/5/2023).
Ribuan orang berbondong-bondong ke pulau ini yang hanya dapat dijangkau dengan feri, di mana parade "Piu Sik" menjadi pembuka bagi hari penutupan festival, ketika semua acara utama diadakan.
Perayaan ini akan mencapai puncaknya dengan para pendaki memanjat menara bambu setinggi 14 meter yang dilapisi dengan replika bakpao kukus.
"Pada hari-hari seperti ini, Cheung Chau terasa seperti pusat dunia," kata penduduk pulau Mabel Leung seperti dikutip oleh France24, Jumat (26/5/2023).
"Kami telah melewati tahun-tahun yang sulit... (tapi) saya tidak pernah meragukan orang-orang akan kembali," kata perempuan berusia 58 tahun itu.
Sebagai salah satu tradisi budaya paling populer di Hong Kong, festival selama lima hari ini telah ada sejak abad ke-19 ketika, menurut legenda, penduduk nelayan Cheung Chau mengusir bajak laut dan wabah dengan mengarak patung dewa laut Taois Pak Tai.
Baca Juga: Meriahnya Festival Monyet di Lopburi Thailand, Populasinya Meningkat dari 300 Jadi 4.000 Ekor
Jeda perayaan selama pandemi ini adalah gangguan pertama dalam lebih dari satu abad terakhir. Sebelumnya, festival bakpao selalu digelar.
Meskipun suhu mencapai 30 derajat Celsius yang menyengat, kerumunan orang berkumpul di lorong-lorong berliku Cheung Chau hari Jumat untuk memberikan semangat kepada anak-anak yang menjadi maskot tidak resmi dalam parade.
Parade ini dulunya menampilkan patung-patung dewa, tetapi beberapa dekade yang lalu mereka digantikan oleh anak-anak berpakaian kostum yang terkadang bertema satir, diangkat ke tiang-tiang logam yang tinggi.
Sentuhan politik dalam parade ini tahun ini agak tereduksi, seiring Beijing yang semakin mengendalikan kebebasan kota setelah memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada tahun 2020 untuk meredam protes.
"Tidak baik terlalu satir," kata ketua komite festival, Yung Chi-ming kepada wartawan.
Namun, ada beberapa sindiran yang diungkapkan, seperti seorang anak laki-laki dengan kacamata berpenampilan serius yang berpakaian seperti menteri keuangan Hong Kong, Paul Chan, yang dijelaskan oleh para pengorganisasi sebagai ejekan terhadap tingginya biaya hidup di kota ini.
Baca Juga: Festival Ganja dI Thailand Dihadiri Ribuan Peserta yang Bahagia, Penuh Kudapan dan Canda Tawa
Toko-toko seperti toko roti populer Kwok Kam Kee melihat antrean panjang pengunjung festival yang ingin mencicipi bakpao manis favorit pulau ini.
Dengan isian wijen, biji teratai, atau pasta kacang, bakpao yang montok ini ditandai dengan karakter Cina untuk "ketenangan dan keselamatan" dalam warna merah.
Tepat tengah malam, 12 pendaki yang berhasil melalui kontes kualifikasi minggu sebelumnya akan memanjat menara bakpao dengan cepat untuk meraih kejayaan.
Pemegang gelar "Ratu Bakpao" lima kali, Angel Wong, mengatakan bahwa dia berharap dapat memenangkan trofi lagi.
"Saya sangat senang dan sangat bersemangat. Kami belum menghadiri acara sebesar ini dalam waktu yang lama," kata Wong.
"Ini seperti sebuah gala, bertemu dengan semua orang dan bersaing dalam kompetisi ini lagi."
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.