KHARTOUM, KOMPAS.TV – Pertempuran yang terus berlanjut di Sudan menimbulkan kekhawatiran bahwa Sudan dapat terjerumus lebih dalam ke dalam kekacauan. Beberapa negara bergegas untuk menarik diplomat dan memindahkan warga mereka dari Sudan ke tempat yang lebih aman.
Sebagian negara mengerahkan pesawat angkut militer untuk menerbangkan warga mereka, termasuk Prancis yang menggunakan pangkalan udaranya di Djibouti untuk pengangkutan udara.
Namun proses evakuasi ini tidak semuanya berjalan lancar. Sekitar 2.000 warga negara Inggris tetap tinggal di Sudan, dan banyak yang mengeluh bahwa pemerintah mereka tidak memberi mereka cukup informasi tentang rencana evakuasi.
Berikut adalah negara-negara yang mengevakuasi warga negara mereka dari Sudan, seperti dikutip dari The Associated Press.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington telah mulai memfasilitasi keberangkatan warga negara AS yang ingin meninggalkan Sudan melalui jalur darat, Senin (24/4). Mereka menggunakan intelijen, pengawasan dan pengintaian, untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar.
Namun demikian, sebelumnya mereka sempat memberi tahu sekitar 16.000 warga AS di Sudan bahwa mereka harus berjuang sendiri untuk meninggalkan Sudan dan tidak akan ada evakuasi massal.
Baca Juga: Panglima TNI Berangkatkan 39 Prajurit Bantu Evakuasi WNI di Sudan
Sekitar 1.200 tentara Inggris yang menjadi bagian dari operasi militer dari pangkalan udara utama Inggris di pulau Siprus di Mediterania timur membantu evakuasi sekitar 30 staf diplomatik Inggris dan keluarga mereka keluar dari Sudan. Pengaturan sedang dilakukan untuk menerbangkan para pengungsi pulang dari Siprus.
Menteri Bagian Afrika Inggris, Andrew Mitchell, mengatakan sekitar 2.000 warga Inggris yang masih berada di Sudan telah mendaftar ke kedutaan untuk proses evakuasi. Mereka juga menyatakan bahwa perencanaan intensif sedang dilakukan untuk melakukan rangkaian evakuasi.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengevakuasi sebanyak 538 orang warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan.
“Alhamdullilah, pada pukul 01.00 dini hari WS waktu setempat atau pukul 06.00 pagi WIB pada hari ini, 538 WNI telah tiba dengan selamat di Kota Port Sudan,” ujar Menlu dalam pernyataan tertulisnya, Senin (24/04) seperti dikutip dari setkab.go.id.
Sebanyak 538 WNI yang dievakuasi akibat adanya konflik bersenjata di Sudan tersebut terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarga.
“Ini adalah evakuasi tahap pertama yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bis sebanyak 8 buah dan 1 mini bus KBRI,” ujar Retno.
Para pejabat mengatakan Prancis telah mengevakuasi 491 orang, termasuk warga negara dari 36 negara. Evakuasi dilakukan dengan jalur udara ke Djibouti, yaitu negara Afrika terdekat dari Sudan.
Orang-orang yang dievakuasi termasuk 23 warga negara Sudan yang merupakan anggota keluarga atau memiliki hubungan lain dengan orang asing yang dievakuasi. Selain itu terdapat juga 38 warga negara Niger, 36 warga negara Irlandia dan sembilan orang warga Amerika Serikar.
Selain itu, ada juga tiga orang yang terluka, duta besar Jerman dan beberapa duta besar asing lainnya yang ikut dalam rombongan evakuasi pemerintah Perancis.
Empat pesawat angkut militer Jerman menerbangkan lebih dari 400 orang dari Sudan ke Yordania, kemudian mereka dikembalikan ke negara asal masing-masing. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan negaranya telah mengevakuasi warga dari 20 negara selain negaranya sendiri, dan akan berusaha untuk terus melakukan evakuasi. Pemerintah Austria mengatakan 27 warga negara Austria ikut dalam evakuasi pemerintah Jerman.
Menteri luar negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan Ottawa bekerja sama dengan negara-negara lainnya yang mengevakuasi warga dari Sudan. Kanada menangguhkan layanan konsuler di Sudan pada hari Minggu, dan mengatakan diplomat Kanada sementara ini akan bekerja dari lokasi yang aman di luar negeri.
Italia
Pesawat angkut C-130 Angkatan Udara Italia mengangkut sekitar 200 orang dari bandara Khartoum pada Minggu malam dan menerbangkannya ke Djibouti. Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan mereka termasuk 140 orang Italia, beberapa orang Swiss, orang Eropa lainnya dan personel dari kedutaan Vatikan di Khartoum.
Sumber : The Associated Press, setkab.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.