LONDON, KOMPAS.TV - Memoar Pangeran Harry dari Inggris terjual dengan rekor sebanyak 1,4 juta eksemplar hanya dalam 24 jam, kata penerbitnya, Kamis (12/1/2023).
Seperti laporan Straits Times, Jumat (13/1), penjualan Spare mencapai 1,4 juta eksemplar berbahasa Inggris pada hari pertamanya di Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Kanada. Angka ini memecahkan rekor penjualan Penguin Random House, kata penerbit tersebut.
Angka-angka tersebut muncul sebagai jajak pendapat pertama sejak publikasi menunjukkan popularitas Pangeran Harry di Inggris yang terus menukik.
Buku yang menjadi tajuk utama itu terbit pada Selasa disertai dengan serangkaian wawancara promosi.
Penjualan tersebut melampaui rekor nonfiksi hari pertama penerbit Penguin Random House sebelumnya, A Promised Land karya Barack Obama tahun 2020 dan Becoming karya Michelle Obama pada 2018.
Memoar mantan presiden AS terjual 887.000 eksemplar berbahasa Inggris di AS dan Kanada pada hari pertama, dan buku istrinya terjual 725.000 eksemplar.
Di Prancis, Spare edisi Prancis diluncurkan sebanyak 210.000 eksemplar dan sedang dicetak ulang dengan tambahan 130.000 eksemplar, kata penerbit Fayard seperti dikutip Straits Times.
Permintaan dari penjual buku sekitar 20 persen lebih tinggi daripada memoar kepresidenan Obama, tambahnya.
Baca Juga: Pangeran Harry Panen Kecaman usai Klaim Bunuh 25 Anggota Taliban dan Menyebut Mereka Bidak Catur
Ketika penerbit di New York memuji keberhasilan Spare, keluarga kerajaan Inggris yang motonya "jangan pernah mengeluh, jangan pernah jelaskan" menunjukkan persatuan walau mendapat hujan kritik dari Pangeran Harry dalam bukunya.
Mempertahankan kebisuan mereka tentang masalah ini, pewaris takhta Pangeran William mengunjungi sebuah rumah sakit di Liverpool bersama istrinya Catherine. Sementara, ayahnya yang juga ayah Pangeran Harry, Raja Charles III, mengunjungi sebuah pusat komunitas di Skotlandia.
Di Liverpool, ada reaksi beragam di antara mereka yang melihat William dan Catherine.
Seorang perempuan berusia 81 tahun bernama Sylvia menggenggam tangan raja Inggris masa depan itu, mengatakan kepadanya, "Teruskan, Will, Scousers (orang-orang di Liverpool) mencintaimu". William menjawab, "Saya akan melakukannya".
"Saya pikir setiap keluarga memiliki masalahnya masing-masing dan jelas mereka (Harry dan istrinya Meghan Markle) merasa perlu mengungkapkannya kepada dunia," kata pekerja rumah sakit Shannon Simons (28), seperti dikutip Straits Times.
Dia menambahkan, "Buku itu sepertinya ingin mencari uang saja".
Baca Juga: Kisah Pangeran Harry, yang Memilih Melawan Institusi Kerajaan Inggris dan Keluarganya Sendiri
Namun, staf lain, Stacey Oats, 35, mengatakan dia bukan penggemar "keluarga kerajaan yang sudah ketinggalan zaman" dan melihat Harry dan Meghan sebagai "lebih normal".
Bagian dari otobiografi Pangeran Harry bocor secara luas, tetapi isinya terus memenuhi jam tayang dan halaman surat kabar dan online di Inggris.
Pengungkapan oleh Pangeran Harry termasuk klaim bahwa William secara fisik menyerang Harry dalam pertengkaran tahun 2019 dan bagaimana saudara laki-laki yang pernah dekat dengannya itu memohon kepada ayah mereka untuk tidak menikahi Permaisuri Camilla.
Mantan tentara berusia 38 tahun itu juga mengatakan dia telah membunuh 25 orang Taliban selama berada di Afghanistan, yang memicu kecaman dari personel militer dan Taliban.
Gina Centrello, presiden dan penerbit Random House Group, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Spare lebih dari sekadar buku memoar selebritas.
"Rentan dan sepenuh hati, berani dan intim, Spare adalah kisah seseorang yang mungkin kita pikir sudah kita kenal, tapi sekarang kita bisa benar-benar memahami sosok Pangeran Harry melalui kata-katanya sendiri," katanya.
Baca Juga: Pangeran Harry Mengaku Pernah Dipukul Jatuh Putra Mahkota Inggris Pangeran William saat Bertengkar
Buku itu adalah salah satu dari sejumlah kontrak menguntungkan yang dibuat oleh Harry dan istrinya yang berkebangsaan Amerika, menguangkan koneksi kerajaan mereka.
Pasangan itu secara dramatis berhenti dari kehidupan kerajaan dan pindah ke California tahun 2020 dan mengeluhkan perlakuan terhadap mereka di Inggris.
Sebuah survei YouGov yang diterbitkan di surat kabar The Times menemukan hanya 24 persen orang sekarang memiliki pandangan positif tentang sang pangeran, turun dari 80 persen satu dekade lalu, dengan 68 persen kritis terhadapnya.
Di antara orang-orang berusia di atas 65 tahun, peringkat popularitas Harry dan Meghan bahkan lebih buruk daripada peringkat Pangeran Andrew yang dipermalukan, menurut survei tersebut.
Pencetakan Spare edisi pertama di AS sebanyak dua juta eksemplar. Namun, buku tersebut sekarang kembali dicetak untuk memenuhi permintaan, menurut Penguin Random House.
Publikasi itu muncul saat keluarga kerajaan mempersiapkan penobatan Charles pada 6 Mei mendatang.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.