LONDON, KOMPAS.TV - Seorang ahli politik Rusia memperingatkan Eropa dan Amerika Serikat (AS) harus bersiap menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin yang terpojok.
Menurutnya, kondisi terpojok yang dialami Putin bakal membuatnya lebih banyak melakukan kekerasan yang kejam.
Rusia terus mengalami kegoyahan dalam perang di Ukraina, dengan pertempuran sengit di Kherson, dan sejumlah upaya serangan drone di Kiev.
Invasi yang dilabeli Operasi Militer Khusus oleh Putin itu awalnya direncanakan untuk berjalan singkat.
Baca Juga: Janji Tentara Rusia yang Bela Ukraina, Bakal Gunakan Kemenangan Ukraina untuk Gulingkan Rezim Putin
Namun, perlawanan dan serangan balik Ukraina, membuat Rusia menjadi kesulitan.
Tekanan terhadap Putin sendiri tak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam Rusia di mana personel militer dan politik mulai merasa frustasi dengan perkembangan perang.
Pakar yang juga pengajar politik internasional dari Universitas Portsmouth, Dr Paul Flenley pun memperingatkan bahwa tekanan itu bisa memicu Putin untuk melakukan sesuatu yang mengerikan.
“Ia ditekan dan dipojokkan dengan berbagai cara. Ia juga didorong oleh sejumlah nasionalis dari dalam Rusia, untuk mengakhiri permainan ini,” katanya dikutip dari Daily Star.
“Ada begitu banyak tekanan, tekanan politik terhadapnya dari para elite, dan juga di antara para nasionalis, untuk benar-benar memberikan respons yang keras dan kemungkinan penggunaan senjata nuklir,” lanjut Flenley.
Flenley juga menegaskan bahwa Putin juga disudutkan oleh sentimen nasionalis dan kampanye militer.
Selain itu juga karena warga Ukraina tak mau berkompromi, serta Barat tampaknya tak akan terpecah.
Baca Juga: Kurang Terurus, Putin Perintahkan Militer Rusia Cukupi Latihan dan Perlengkapan Rekrutan Baru
“Jadi ia ingin segera keluar dari situasi itu. Salah satu cara untuk melakukannya mungkin mencoba melakukan pengeboman yang lebih kejam. Mencoba melemahkan Ukraina,” katanya.
Flenley mengungkapkan bahwa Putin dan Pemerintah Rusia menghadapi banyak kritikan baik dari komentator nasionalis dan politisi, serta elite dari banyak wilayah yang membentuk Federasi Rusia.
Menurutnya, kritikan itu lebih berorientasi pada perang yang semakin buruk, ketimbang eksistensi perang itu sendiri.
Ia menegaskan, saat ini pihak berpengaruh di Rusia lebih fokus dalam memenangkan perang, ketimbang mempertanyakan apakah sejak awal perang itu seharusnya ada.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.