PHNOM PENH, KOMPAS.TV - Puluhan ribu warga di kamboja mengungsi dan berkumpul massal setelah seorang politikus mengklaim kiamat segera terjadi.
Politikus Kamboja, Khem Veasna, yang merupakan Partai Liga Demokrasi (LDP), mengklaim bahwa kiamat akan terjadi.
Veasna yang menjuluki dirinya sebagai “Brahma Pelindung Semesta” meminta agar massa mengungsi dan berkumpul di perkebunan luas miliknya di pegunungan Kulen, Provinsi Siam Reap.
Menurut Veasna berkumpul massal itu dilakukan untuk berlindung dari kiamat.
Baca Juga: Taiwan Tembak Jatuh Diduga Drone China, Disebut Keputusan yang Tepat
Tak hanya pendukungnya di Kamboja saja yang menurutinya, tetapi juga pendukung yang bekerja di luar negeri, khususnya di Korea Selatan, Jepang dan Thailand.
Tetapi langkah Veasna tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat tenaga kerja senior Kamboja.
Mereka khawatir hal itu akan mempengaruhi kehormatan pekerja migran Kamboja secara luas, dan menodai citra negara secara keseluruhan.
Namun, setelah sehari berkumpul puluhan warga yang sempat berkumpul di perkebunan Vaesna itu mulai meninggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumahnya.
Apalagi, 6 orang dari LDP mengaku bersalah karena membantu mobilisasi puluhan ribu warga itu untuk berkumpul.
Baca Juga: 12 WNI Korban Penipuan di Kamboja Tiba di Tanah Air, Ditempatkan Sementara di Rumah Perlindungan
Mereka mulai meninggalkan perkebunan Veasna di Distrik Siem Reap pada Selasa (30/8/2022), setelah diperintahkan otoritas provinsi.
Otoritas tersebut mengultimatum mereka untuk pergi atau menerima tindakan hukum.
Juru Bicara Balai Provinsi Liv Sokhon, mengatakan para warga mulai pulang ke rumah, karena mereka sudah tak percaya karena tak ada banjir yang diprediksi Veasna.
“Pada 30 Agustus, sebagian kecil pengikut mulai pulang, tetapi pada 31 Agustus, sekitar 1.000 pendukung mulai pergi dari perkebunan,” kata Sokhon, Kamis (1/9/2022) dikutip dari Phnom Penh Post.
“Sejak itu, semakin banyak dari mereka yang kemudian pergi dari tempat itu,” katanya.
Kepada para warga yang berkumpul, Sokhon mengatakan otoritas provinsi telah menyiapkan truk untuk membawa mereka pulang.
Selain itu, juga telah disiapkan ambulans, pemadam kebakaran dan juga makanan.
Ia mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan mereka masuk ke perkebunan, dan hanya mengizinkan orang untuk pergi.
Baca Juga: Biden Serang Gerakan MAGA yang Diusung Trump, Merasa Ancaman untuk Demokrasi
Sebagian besar pengikut Veasna yang lebih percaya perkataannya, menjadi yang terakhir pergi dangan beberapa anggota inti LDP yang tersisa di situs.
Enam aktivis LDP menandatangani surat yang mengakui kesalahan mereka dan berjanji tak mengulangi pelanggaran mereka.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen pada Rabu (31/8/2022), memerintahkan pemerintahan provinsi untuk mengawasi situasi dari dekat.
Ia juga meminta publik untuk tak memberikan toleransi, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap pengikutnya.
Sumber : Phnom Penh Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.