Kompas TV internasional kompas dunia

Mengenal Forum Internasional BRICS, Awalnya Dibuat oleh 4 Negara, Kini Banyak yang Ingin Bergabung

Kompas.tv - 21 Agustus 2022, 19:14 WIB
mengenal-forum-internasional-brics-awalnya-dibuat-oleh-4-negara-kini-banyak-yang-ingin-bergabung
Para pemimpin negara yang tergabung dalam forum BRICS dalam KTT ke-14 di China yang juga diselenggarakan secara daring pada 22 Juni 2022. (Sumber: brics2022)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - BRICS merupakan akronim dari nama lima negara anggota forum bisnis internasional tersebut, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan).

BRICS adalah organisasi antarpemerintahan yang dibentuk sejak 2006 dengan nama awal BRIC sebelum Afrika Selatan bergabung pada September 2010. 

Para pemimpin empat negara awal itu bertemu pertama kali di St. Petersburg, Rusia ketika konferensi tingkat tinggi (KTT) G8 digelar pada Juli 2006.

BRICS yang mulanya beranggotakan empat negara berkembang atau negara industri baru itu menggelar KTT pertama pada 16 Juni 2009 di kota Yekaterinburg, Rusia.

Anggota BRICS juga merupakan anggota forum G20 yang tahun ini dipimpin oleh Indonesia sebagai tuan rumah atau presiden.

KTT kedua BRICS dilaksanakan pada 15 April 2010 di Brasilia, Brasil. Dalam pertemuan itu, forum membahas tentang kondisi ekonomi global dan menekankan pada perhatian keberlanjutan G20.

Kepemimpinan BRIC berulang kali menegaskan bahwa G20 merupakan forum utama dalam koordinasi dan kerja sama ekonomi internasional bagi seluruh negara anggotanya.

Baca Juga: Inggris Puji Indonesia Membuat Perang Ukraina Dibicarakan di G20, Tapi Kecam Kehadiran Putin

Setelah Afrika Selatan resmi bergabung, BRICS menggelar KTT ketiga di Sanya, China pada tanggal 14 April 2011.

Melansir dari LinkedIn BRICS International Forum, pada tahun 2014, lima negara BRICS mewakili hampir tiga miliar orang atau sekitar 40 persen populasi dunia. 

Produk domestik bruto (PDB) gabungan lima negara tersebut disebut mencapai lebih dari USD16 triliun. Nilai tersebut merupakan 20 persen PDB dunia.

Perkiraan cadangan devisa gabungan lima negara tersebut pada tahun 2014 diperkirakan mencapai USD4 triliun.

Sebagai negara-negara emerging market berpengaruh, pada tahun 2018, PDB BRICS mencapai 23,2 persen dari total PDB global.

Kemudian, berdasarkan data World Bank (Bank Dunia), pada tahun 2019, BRICS mewakili 41 persen populasi dunia yang memiliki 24 persen PDB dan lebih dari 16 persen saham perdagangan dunia.

Baca Juga: 13 Negara Diklaim Tertarik Gabung BRICS, Semakin Kuat Saingi G7?

Pada 2022, Wakil Ketua Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional (China Council for the Promotion of International Trade/CCPIT) Zhang Shaogang menyebut BRICS telah menyumbang 23 persen perekonomian global, 18 persen perdagangan barang, dan 25 persen investasi asing.

Zhang juga mengatakan forum BRICS telah menarik partisipasi aktif dari 13 negara lain, termasuk Indonesia, Kazakhstan, Argentina, dan Thailand.

Kota Beijing, China menjadi tempat penyelenggaraan KTT BRICS ke-14 pada 22 Juni 2022. Saat itu, Argentina dan Iran dilaporkan telah mendaftar secara resmi untuk bergabung dengan BRICS.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut dua negara itu adalah kandidat pantas untuk BRICS dan proses persiapan untuk memperluas organisasi ini telah dimulai.

BRICS disebut-sebut akan menjadi entitas geopolitik yang menyaingi pengaruh Barat dalam kelompok forum G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Uni Eropa).

Baca Juga: KTT G7 di Jerman: Forum Negara Maju, Mengapa Indonesia Diundang?

Ramzy Baroud, jurnalis Amerika-Palestina, menyebut perkembangan BRICS membuatnya memandang diri menjadi saingan langsung G7.

Dalam tulisan opininya di Gulf News, ia mengatakan aksesi Argentina dan Iran menunjukkan penjelmaan BRICS menjadi entitas geopolitik untuk menyaingi pengaruh Barat di pentas global.

Ia menyebut Rusia, China dan negara lain akan berinvestasi di berbagai infrastruktur ekonomi, politik, serta militer dengan harapan membuat perimbangan permanen dan berkelanjutan atas dominasi negara-negara Barat.

Ia bahkan mengungkapkan kemungkinan konflik tersebut akan membentuk masa depan umat manusia.

Dari waktu ke waktu BRICS membahas isu-isu penting di bawah tiga pilar, yakni pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi dan keuangan, serta pilar budaya dan pertukaran orang ke orang (people to people exchanges).

Melansir dari situs resmi forum BRICS 2022, negara-negara anggota forum tersebut dikatakan telah menjunjung tinggi keadilan, mempromosikan reformasi sistem pemerintahan global, serta membuat suara BRICS didengar dalam isu kawasan maupun internasional.

Baca Juga: Kabar Kehadiran Xi Jinping di KTT G20 Ditunggu, Kemlu China Minta Media Bersabar

Oleh karena itu, BRICS telah meningkatkan suara pasar negara-negara berkembang di dunia serta mempromosikan kerja sama negara-negara bagian atau kawasan Selatan.

Kerja sama BRICS juga disebut telah diakui secara luas oleh negara-negara berkembang. Status serta perannya dalam mekanisme multilateral di PBB, G20, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah meningkat dan berkembang.

Baca Juga: Heboh Kunjungan Presiden Jokowi ke China Bertemu Presiden Xi Jinping Jelang KTT G20

 




Sumber : Kompas TV, berbagai sumber




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x