UMNO kembali berkuasa dan sekarang memimpin pemerintahan koalisi baru.
Mahathir membentuk partai baru, Pejuang, dan aliansi Melayu untuk memperebutkan 120 kursi parlemen yang didominasi Melayu.
Dia mengatakan misinya tetap sama, yakni untuk "membersihkan" negara dan membentuk pemerintahan bebas korupsi.
"Saya tidak tahu tentang menjadi calon perdana menteri, tetapi jika saya cukup kuat, jika saya cukup sehat, jika mereka ingin saya bertarung, saya akan bertarung," kata Mahathir.
Baca Juga: Per 1 September, Mau Kerja di Malaysia Harus Dapat Izin Dari Lembaga Ini
"Saya akan berjuang, bahkan jika itu adalah pertempuran yang kalah," katanya.
"Saya akan berjuang karena saya percaya pada prinsip," tegas Mahathir seraya menekankan, "Saya percaya bahwa ini (Malaysia) adalah negara besar yang bisa menjadi negara maju, tetapi di bawah penjahat tidak akan pernah menjadi."
Najib tetap menyatakan dirinya tidak bersalah.
Karena masih dalam proses banding atas hukuman penjara 12 tahun di pengadilan pertama dari beberapa pengadilan yang sedang berlangsung di pengadilan tinggi negara itu, dia tidak akan diizinkan untuk mencalonkan diri jika terjadi pemilihan awal.
Mahathir mengatakan dia yakin Najib berharap untuk membuat comeback politik dengan kemenangan UMNO.
Baca Juga: Mahathir: Malaysia Harusnya Tuntut Singapura dan Riau Dikembalikan, Itu Tanah Melayu
"Dalam pemilihan, jika UMNO menang, dia berharap pemerintah UMNO memintakan pengampunan untuknya, dan ketika dia mendapat pengampunan, (dan) dibersihkan sepenuhnya, dia kemudian bisa menjadi perdana menteri," kata Mahathir.
"Dia akan melakukannya. Percayalah, dia akan melakukannya."
Di depan internasional, Mahathir menggambarkan Presiden Joe Biden sebagai pemimpin yang "tidak efektif".
"Di satu sisi, dia sangat anti-Islam, dia tidak adil. Dia membiarkan Israel melakukan semua jenis kejahatan, genosida, dan dia tidak melakukan apa pun. Dia mendukung mereka," kata Mahathir, yang dituduh anti-Semitisme karena menyerang orang-orang Yahudi, yang dia tuduh atas krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.
Dia juga mencerca Uni Eropa atas perang Rusia di Ukraina. "Apa yang NATO lakukan, Uni Eropa lakukan adalah untuk memprovokasi dan meminta Ukraina untuk berperang," kata Mahathir.
"Mereka berjanji untuk menerima Ukraina (ke dalam NATO) tetapi mereka tidak melakukannya."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.