Pada tahun 1975, 40 persen orang dewasa Eropa kelebihan berat badan.
Prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa meningkat sebesar 138 persen sejak saat itu, dengan peningkatan 21 persen antara tahun 2006 dan 2016.
Pandemi Covid-19 juga terkait dengan lingkar pinggang yang bertambah, terutama karena lockdown mendorong "pola makan yang tidak sehat atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak", menurut laporan tersebut.
Ini juga mengungkapkan risiko kesehatan lebih lanjut yang terkait dengan kelebihan berat badan.
"Orang yang hidup dengan obesitas lebih mungkin mengalami hasil yang parah dari spektrum penyakit Covid-19, termasuk penerimaan unit perawatan intensif dan kematian," kata Kluge.
Baca Juga: Mengenal Diabesitas, Perpaduan Diabetes dan Obesitas
Para penulis laporan juga mencatat penyebab obesitas jauh lebih kompleks daripada sekadar kombinasi pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.
Faktor lingkungan yang unik untuk masyarakat modern Eropa yang sangat digital juga merupakan pendorong obesitas, katanya, termasuk pemasaran makanan tidak sehat dan game online, terutama di kalangan anak-anak.
WHO menyerukan perubahan kebijakan untuk mencegah obesitas dan mempromosikan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pajak atas minuman manis, mensubsidi makanan sehat sambil membatasi pemasaran makanan tidak sehat kepada anak-anak.
"Intervensi kebijakan yang menargetkan determinan lingkungan dan komersial dari pola makan yang buruk di seluruh tingkat populasi, (punya) kemungkinan paling efektif untuk membalikkan epidemi obesitas," katanya.
Wilayah Eropa WHO terdiri dari 53 negara, termasuk beberapa negara di Asia Tengah.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.