Dalam rekaman lalu lintas radio, saat penjaga pantai UAE menanyakan pada awak kapal apa yang dilakukan orang-orang Iran bersenjata di atas kapal, awak kapal menjawab, “Saya tak bisa memahami (orang-orang Iran).” Lalu suara awak kapal terdengar teredam, sebelum mencoba menyerahkan radio ke orang lainnya. Panggilan itu lalu terputus.
Baca Juga: Kapal Tanker Minyak Iran Diserang Drone di Laut Suriah, Tiga Orang Tewas
Tanda-tanda adanya masalah mulai muncul malam itu saat 6 kapal tanker minyak di lepas pantai Fujairah mengumumkan pada sekitar waktu yang sama melalui pelacak Sistem Identifikasi Otomatis bahwa mereka “tidak di bawah komando”. Menurut MarineTraffic.com, ini berarti sebuah kapal kehilangan daya tenaga dan tak lagi bisa dikemudikan.
Data pelacakan satelit untuk Asphalt Princess menunjukkan, kapal itu berangsur menuju perairan Iran di lepas pelabuhan Jask pada Rabu (4/8/2021) pagi. Beberapa jam kemudian, kapal tanker itu berhenti dan mengubah arah menuju Oman, beberapa saat sebelum angkatan laut Inggris mengumumkan bahwa para pembajak telah pergi dan kapal kini “aman”.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembajakan singkat itu. Insiden pembajakan itu kian menegaskan peningkatan tensi di perairan Timur Tengah seiring upaya Iran dan Amerika Serikat (AS) dalam mencari resolusi terkait perjanjian nuklir Teheran tahun 2015.
Menanggapi insiden itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Selasa (3/8/2021) membantah adanya peran Iran dalam insiden itu. Ia menyebut serangan maritim di Teluk Persia itu sebagai “benar-benar mencurigakan”.
Baca Juga: Kapal Tanker Israel Diserang hingga Dua Kru Terbunuh, Iran Dituduh Pelakunya
Dalam sebuah analisa, perusahaan intelijen maritim Dryad Global menggambarkan pendudukan Asphalt Princess sebagai respons terbaru Iran atas tekanan dari luar, konflik ekonomi dan keluhan lainnya.
“Iran secara konsisten telah menunjukkan bahwa dalam menggelar operasi semacam ini, semua diperhitungkan, baik dengan menargetkan kapal yang terkait sengketa langsung, dan (kapal-kapal) yang beroperasi dalam “wilayah abu-abu” legitimasi, yang mungkin terlibat dalam perdagangan ilegal,” papar Dryad Global.
Selama beberapa tahun terakhir, tensi di perairan Teluk Persia kian panas. Pekan lalu, terjadi sebuah serangan drone pada sebuah kapal tanker minyak Israel di lepas pantai Oman yang menewaskan 2 awak kapal. Barat menuding Iran di balik serangan fatal pertama dalam perang bayangan selama bertahun-tahun yang menyasar kapal-kapal di perairan Timur Tengah. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.