MOSKOW, KOMPAS.TV – Militer Rusia menggelar manuver perang ‘menyapu’ di Laut Mediterania dengan mengerahkan sejumlah jet tempur yang mampu mengangkut rudal-rudal hipersonik.
Unjuk kekuatan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Inggris, menyusul insiden dengan kapal perusak Inggris di Laut Hitam.
Sebelumnya, Moskow menyatakan salah satu kapal perangnya melepaskan tembakan peringatan dan jet tempurnya menjatuhkan bom di dekat jalur kapal perusak Defender milik Inggris pada Rabu (23/6/2021).
Tindakan ini bertujuan mengusir Defender keluar area di dekat Krimea yang diklaim Rusia merupakan wilayah perairannya. Inggris sendiri membantah pernyataan itu dan bersikeras bahwa kapalnya tidak ditembaki dan berlayar di perairan Ukraina.
Baca Juga: Tegang, Rusia Beri Tembakan Peringatan ke Kapal Perang Inggris di Laut Hitam
Melansir Associated Press, latihan perang Rusia yang dimulai pada Jumat (25/6/2021) di Mediterania timur itu digelar di dekat area kelompok kapal perang Inggris berlayar. Awal pekan ini, armada Inggris dan jet tempur F-35 Amerika Serikat (AS) terbang dari kapal induk HMS Queen Elizabeth untuk memerangi kelompok ISIS.
Sementara, sejak September 2015, Rusia telah menggelar operasi militer di Suriah untuk mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad mengambil kembali kekuasaan atas sebagian besar wilayah Suriah usai perang saudara.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, sepasang jet tempur MiG-31 yang mampu mengangkut rudal hipersonik Kinzhal telah tiba di pangkalan Rusia di Suriah dan tengah berlatih menembak target di Laut Mediterania. Pangkalan Hemeimeem di pesisir provinsi Latakia berfungsi sebagai pusat operasi militer Moskow di Suriah.
Ini merupakan kali pertama jet tempur yang mampu membawa rudal hipersonik Kinzhal, dikerahkan di luar perbatasan Rusia.
Baca Juga: Kala Rusia Penasaran Saat Kapal Induk Terbaru Inggris Ikut Operasi Perangi ISIS: Angkut Jet F-35
Militer Rusia menyebut, rudal hipersonik Kinzhal mampu melesat dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer.
Manuver di Laut Mediterania timur itu, kata Kementerian Pertahanan Rusia, juga melibatkan sejumlah kapal perang, 2 kapal selam dan pengebom jarak jauh Tu-22M3, serta jet tempur lainnya. Pengebom Tu-22M3 yang berkemampuan nuklir supersonik pertama kali diturunkan di Suriah bulan lalu dalam demonstrasi peningkatan militer Rusia di Mediterania.
Militer Rusia juga telah memodernisasi landasan di Hemeimeem untuk mengakomodasi pesawat pengebom berat dan membangun landasan kedua untuk memperluas operasi militer di sana.
Selain itu, Rusia juga memperluas dan memodifikasi pangkalan maritimnya di pelabuhan Tartus di Suriah, satu-satunya fasilitas serupa yang dimiliki Rusia di luar wilayah bekas Uni Soviet itu.
Baca Juga: Rusia Kirim Satelit Canggih ke Iran, Putin: Itu Hanya Omong Kosong, Sampah!
Militer Rusia telah meningkatkan jumlah dan ruang lingkup latihan perangnya di tengah ketegangan hubungannya dengan negara-negara Barat. Ketegangan hubungan antara Moskow dan Barat ini kian memburuk pasca Perang Dingin setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea milik Ukraina pada tahun 2014.
Sebagai bagian dari upaya Presiden Vladimir Putin untuk memperkuat militer Rusia, angkatan laut Rusia telah menghidupkan kembali praktik yang dilakukan di era Soviet, yakni merotasi kapal-kapal perangnya di Mediterania secara teratur selama beberapa tahun belakangan.
Sementara itu, terkait insiden pada Rabu (23/6/2021) lalu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mencemooh sanggahan Inggris bahwa militer Rusia telah melepaskan tembakan peringatan pada Defender.
“Wahai Inggris dan para sekutunya, janganlah kalian menggoda nasib!” serunya sembari menambahkan, “Sebab Defender merupakan target menarik bagi sistem rudal Armada Laut Hitam (kami).”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.