APIA, KOMPAS.TV - Samoa akan memiliki Perdana Menteri perempuan untuk pertama kalinya setelah sempat terjadi kebuntuan politik di negara itu.
Fiame Naomi Mataafa selangkah lagi akan menjadi Perdana Menteri perempuan pertama Samoa.
Hal itu terjadi setelah pengadilan tertinggi negara Pasifik itu membantu memecahkan kebuntuan politik yang terjadi selama sebulan, setelah pemilihan April lalu.
Baca Juga: Pria Ini Menyesal Sempat Remehkan Virus Corona, Kini Ia Mengaku Tersiksa Covid-19
Mahkamah Agung Samoa, pada Senin (17/5/2021), telah menghentikan upaya Kepala Negara, Tuimalealiifano Vaaletoa Sualavi II yang ingin membatalkan hasil pemilu.
Secara terpisah Mahkamah Agung juga menolak pembentukan kursi parlemen tambahan pasca pemilihan oleh komisi pemilihan.
Pasalnya, kursi tambahan tersebut akan membuat pemerintahan saat ini mendapatkan suara mayoritas.
Baca Juga: Andrea Meza dari Meksiko Pemenang Miss Universe 2020
Dikutip dari Al-Jazeera, keputusan pengadilan akan membuka jalan bagi partai Mataafa, Partai FAST untuk membentuk pemerintahan baru.
Selain itu juga mengakhiri pemerintahan Perdana Menteri Tuilaepa Silele Malielegaoi, yang sudah memimpin pemerintahan selama lebih dari 20 tahun.
Baca Juga: Tabrakkan Mobilnya ke Blokade Polisi Israel, Pengemudi Palestina Ditembak Mati
Hal itu membuatnya sebagai salah satu pemimpin yang paling lama memerintah negara di dunia.
“Putusan dengan suara bulat yang dicapai oleh panel hakim Mahkamah Agung pada Senin, Partai FAST sebagai mayoritas akan membentuk pemerintahan dengan 26 kursi dari saingan mereka, Partai Perlindungan Hak Asasi Manusia 25,” bunyi pernyataan Partai Fast di media sosial.
Pemerintahan Malielegaoi belum merespon atas kegagalan mereka melanggengkan kekuasaan.
Baca Juga: Ikan Purba di Zaman 420 Juta Tahun Lalu yang Diyakini Telah Punah Ditemukan Masih Hidup
Di Ibu Kota Samoa, Apia, pendukung Mataafa berbaju merah, merayakan keputusan tersebut dengan bernyanyi di luar gedung pemerintahan.
Mataafa saat ini telah medapatkan dukungan mayoritas tipis dari 51 anggota parlemen.
Mataafa merupakan mantan wakil Perdana Menteri yang berpisah dengan pemerintahan tahun lalu, setelah menentang perubahan konstitusi dan sistem yudisial Samoa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.