Baca Juga: Nomadland Boyong 3 Penghargaan di Oscar 2021, Apa Saja?
Menentang Stereotip
Sebagai bagian dari para sutradara perempuan Asia yang tengah bertumbuh, Zhao terbilang sudah menuliskan sejarahnya sendiri.
Ia menjadi pembuat film yang paling banyak menuai penghargaan, mulai dari BAFTA, Screen Actors Guild Awards, Festival Film Venice Golden Lion, dan sejumlah penghargaan lain dari asosiasi kritikus film lainnya.
Zhao juga menjadi perempuan Asia atau kulit berwarna pertama yang menyabet Sutradara Terbaik di Golden Globes dan perempuan kulit berwarna pertama yang memenangkan Sutradara Terbaik di Film Feature dalam Guild Awards.
Lahir di Beijing, Zhao meninggalkan China pada usia 15 tahun untuk bersekolah di Inggris. Ia kemudian pindah ke Amerika Serikat (AS) dan menimba ilmu perfilman di Sekolah Seni Tisch di Universitas New York.
Sejak itu, Zhao perlahan mengukir namanya melalui visi dan pilihannya yang unik, yang mencampur pembuatan dokumenter dengan gaya film naratif.
Baca Juga: Film Terbaik Oscar 2021, Ini Sinopsis Nomadland Karya Chole Zhao
Zhao dikenal karena membubuhkan sisi kemanusiaan pada para aktor – yang sebagian belum atau tidak terlatih – yang membintangi film-filmnya. Lewat "Songs My Brothers Taught Me" (2015), "The Rider" (2017) dan "Nomadland" (2020), Zhao menyuguhkan visi puitis unik tentang Amerika Barat.
Sebagai seorang sutradara, Zhao dapat menangkap sesuatu yang ia gambarkan sebagai, “kebenaran emosional yang dirasakan orang-orang ini.”
Zhao menambahkan, “Saya memulainya dengan lebih banyak referensi untuk memahami seseorang di dunia tersebut, ketimbang memaksakan diri dengan menetapkan sebuah karakter seperti seharusnya.”
Bukan berarti Zhao tidak melihat kisah-kisah Amerika itu melalui lensa budayanya sendiri, namun dengan segala kompleksitas dan nuansanya, ia menunjukkan bahwa narasi ini tak dimiliki oleh para sutradara kelahiran Amerika, apalagi yang berkulit putih.
Baca Juga: Youn Yuh Jung Gemas Campur Gugup ketika Bertemu dengan Brad Pitt di Acara Oscar
Yang mengaitkan perspektifnya dengan subyek film-filmnya, adalah bahwa Zhao berfokus pada kelompok-kelompok yang terpinggirkan, baik itu warga asli Amerika ataupun pengembara. “Saya sendiri selalu menjadi orang luar, dan saya tertarik kepada mereka secara natural,” aku Zhao pada Los Angeles Times pada awal tahun ini.
Menentang stereotip dan kategorisasi sekali lagi, proyek Zhao selanjutnya juga akan berbeda: Zhao akan menjadi perempuan Asia pertama yang menyutradarai film superhero Marvel.
Pengambilan gambar dijadwalkan mulai pada November 2021, "The Eternals" menyuguhkan karakter dari beragam ras dan negara, termasuk sejumlah pemeran keturunan Asia: Gemma Chan, Don Lee dan Kumail Nanjiani.
Zhao juga dilaporkan akan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang sama pada film berbujet besar ini. Pun, menggunakan set kamera yang sama yang sebelumnya ia gunakan untuk mengambil gambar "Nomadland".
Bahwa kemenangan Zhao dirayakan di tengah meningkatkan sentimen kebencian terhadap warga keturunan Asia, juga patut diperhatikan. Di AS, menurut organisasi Stop AAPI Hate, hampir 3.800 insiden bermotif sentimen kebencian ini dilaporkan terjadi antara Maret 2020 hingga akhir Februari 2021.
Kendati berbagai pujian terhadap Zhao tak dapat menghapus sentimen anti Asia tersebut, namun dengan kemenangannya di ajang Oscar sebagai Sutradara Terbaik, Zhao akan meraih lebih banyak pengaruh dan visibilitas bagi komunitas Asia di industri film AS yang telah lama meminggirkannya.
Kemenangan Zhao juga mengukuhkan posisinya di antara deretan sutradara hebat, dan menjadi pengingat bagi Hollywood bahwa kaum lelaki kulit putih bukan satu-satunya pencerita film yang patut dielukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.