HOLLYWOOD, KOMPAS.TV – Ternyata butuh waktu 93 tahun bagi Academy Awards alias Oscar untuk menunjuk seorang perempuan Asia sebagai seorang sutradara terbaik.
Dan hingga tahun ini, tercatat hanya lima perempuan, semuanya kulit putih, yang sempat dinominasikan dalam kategori bergengsi itu, dan hanya seorang perempuan yang menang: Kathryn Bigelow di tahun 2010 dengan film "The Hurt Locker".
Namun, semua itu berubah pada Minggu malam (25/4/2021) saat Chloe Zhao membawa pulang Oscar berkat filmnya, “Nomadland”. Film itu bercerita tentang perjalanan seorang perempuan pengembara yang berusia sekitar 60an tahun (diperankan oleg Frances McDormand) melintasi Amerika Barat menggunakan sebuah mobil van.
Baca Juga: Chloe Zhao, Sutradara Wanita China Pertama yang Menyabet Piala Oscar
Melansir CNN, kemenangan sutradara asal China itu menegaskan bahwa perempuan Asia pun dapat memberi dampak dalam industri hiburan, yang sebelumnya kerap menjadikan mereka sebagai obyek belaka.
Obyek Fantasi Erotis Belaka
Di Hollywood, keberadaan perempuan Asia kerap dilihat sebagai obyek keinginan fantasi dan erotis melalui kacamata lelaki Barat.
Contoh obyektifikasi semacam ini ada dalam penggambaran seorang pelacur Vietnam dalam film “Full Metal Jacket” garapan Stanley Kubrick di tahun 1987.
Penggambaran serupa juga tampak dalam film “Rush Hour 2”, saat barisan para pekerja seks komersial Asia ditampilkan tanpa karakter dan latar belakang.
Di dunia hiburan, perempuan Asia Amerika kerap dihadapkan pada terbatasnya peran yang dapat mereka mainkan, terutama di awal karir mereka.
Camille Chen, seorang aktris Amerika keturunan Taiwan, saat diwawancara The Guardian pada tahun 2017, mengatakan dirinya tak punya pilihan lain saat mengiyakan peran sebagai pelacur dan tukang pijat saat memulai karirnya.
Seorang perempuan Asia Amerika lainnya menggambarkan, saat memerankan karakter serupa dengan aksen Asia yang kental, ia merasa seperti seorang pelacur sungguhan.
Karakter Perempuan Asia di Film Hollywood
Namun, seiring pertumbuhan peran perempuan Asia di balik layar, karakter perempuan Asia dalam layar pun jadi kian beragam.
Penulis naskah film “Crazy Rich Asians” tahun 2018, Adele Lim, membantu memperkuat karakter para perempuan Asia. Ia secara spesifik mengayakan karakter Rachel Chu – diperankan oleh Constance Wu – dan membuat sosok karakter Eleanor Young – yang diperankan oleh Michelle Yeoh – lebih simpatik ketimbang karakter asli mereka seperti yang tertulis dalam novel karya Kevin Kwan itu.
Baca Juga: Memenangi Oscar Kategori Sutradara Terbaik, Chloe Zhao Tak Dapat Sambutan Meriah di China
Langkah ini kemudian disusul oleh sutradara Lulu Wang dalam film "The Farewell" tahun 2019, yang mengisahkan seorang perempuan Amerika keturunan China (diperankan oleh Awkwafina yang juga membintangi "Crazy Rich Asians") yang berupaya menyembunyikan diagnosa kanker dari nenek tercintanya di China.
Sebagian didasarkan pada kehidupan pribadi Wang, film ini menampilkan drama keluarga dengan penggambaran karakter para perempuan Asia dan Asia Amerika yang kompleks dan manusiawi.
Pada 2020, film "Harley Quinn: Birds of Prey" garapan sutradara Cathy Yan menjadi salah satu film berorientasi perempuan dengan karakter ras paling beragam di AS.
Diangkat dari naskah film karya Christina Hodson, yang merupakan keturunan campuran Taiwan dan Inggris, film ini menyuguhkan beragam karakter perempuan, termasuk Cassandra Cain, seorang superhero Asia Amerika muda nan cerdas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.