BAGHDAD, KOMPAS.TV – Meski mempertimbangkan situasi pandemi dan risiko Covid-19, Paus Fransiskus tetap memutuskan melakukan lawatan ke Irak. Paus Fransiskus percaya, Tuhan akan menjaga rakyat Irak yang mungkin terekspos Covid-19. Ini diungkapkan Paus Fransiskus di atas pesawat kepausan yang membawanya pulang dari Irak, Senin (8/3) seperti dilansir dari Associated Press.
Paus Fransiskus menggambarkan keputusan yang diambilnya di tengah kekhawatiran bahwa kunjungannya selama 4 hari di Irak, yang kerap menimbulkan kerumunan massa tanpa masker yang bernyanyi di dalam gereja, dapat berakhir dengan lonjakan penyebaran infeksi Covid-19 di negeri yang memiliki sistem kesehatan rapuh itu.
Baca Juga: Paus Fransiskus Bertamu ke Reruntuhan Mosul, Serukan Perdamaian dan Hidup Berdampingan Antar Agama
Kata sang Paus, gagasan perjalanan itu berulang kali ia pertimbangkan masak-masak dalam hati nuraninya, dan situasi pandemi jadi masalah yang paling memberatkannya. Apalagi, Paus Fransiskus telah menyaksikan kehancuran akibat Covid-19 di Eropa dari jarak dekat, mengingat Italia mengalami salah satu wabah terburuk di dunia dengan angka kematian resmi hampir mencapai 100.000 jiwa.
“Saya banyak berdoa tentang ini. Dan pada ahirnya, saya mengambil keputusan dengan bebas,” kata Paus Fransiskus. “Keputusan ini datang dari dalam. Saya bilang, “Dia yang membuat saya memutuskan seperti ini, akan menjaga orang-orang.”
Baca Juga: Pertemuan Bersejarah Paus Fransiskus Dengan Pemimpin Islam Syiah di Iraq Ayatollah Ali Al-Sistani
"Saya akhirnya mengambil keputusan ini, setelah banyak berdoa dan menyadari risiko-risikonya,” tambah sang Paus.
Pada Senin (8/3), Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan kepausan pertama kali di Irak. Tujuan utama kunjungannya adalah untuk memberi harapan bagi kaum minoritas Kristen dan meningkatkan hubungan dengan kaum muslim Syiah di Irak.
Pada setiap akhir perjalanannya di kota-kota di Irak – dari Najaf di selatan hingga Nineveh di utara –, Paus menyerukan agar rakyat Irak merangkul keberagaman mereka. Pada tiap kesempatan itu pula, Paus menyaksikan kerumunan massa yang kerap mengabaikan pembatasan sosial dan penggunaan masker yang diwajibkan, kendati pejabat gereja Vatikan dan Irak telah menjanjikan pengetatan pembatasan anti virus.
Baca Juga: Ayatollah Agung Ali Al-Sistani, Sosok Panutan Syiah Di Balik Irak Kini
Paus Fransiskus, delegasi Vatikan dan para awak media yang menyertai mereka telah menerima vaksin Covid-19, namun mayoritas rakyat Irak belum. Para pakar penyakit menular mempertanyakan kebijakan perjalanan semacam itu, mengingat kasus-kasus terbaru Covid-19 di Irak dipicu oleh virus jenis baru yang lebih menular yang muncul pertama kali di Inggris.
Pada Sabtu (6/3), Irak mencatat kasus penularan sebanyak 4.068 kasus. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan pada saat awal tahun. Dari angka 720.000 kasus infeksi, sebanyak 13.500 orang dilaporkan telah meninggal akibat Covid-19.
Baca Juga: Paus Fransiskus Bertamu ke Rumah Sederhana Grand Ayatollah Ali al-Sistani, Ulama Top Syiah di Irak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.