Kompas TV internasional kompas dunia

Kudeta Myanmar: Penerbangan Internasional Ditutup, Pendukung Militer Berparade di Jalan-Jalan

Kompas.tv - 1 Februari 2021, 19:08 WIB
kudeta-myanmar-penerbangan-internasional-ditutup-pendukung-militer-berparade-di-jalan-jalan
Bendera agama Buddha dan militer dikibarkan oleh para pendukung termasuk biksu Buddha di dalam kendaraan Senin, 1 Februari 2021, di Yangon, Myanmar. Militer Myanmar telah mengumumkan akan mengadakan pemilihan baru pada akhir dari keadaan darurat satu tahun dan dilaporkan menahan pemimpin Aung San Suu Kyi. (Sumber: AP Photo/Thein Zaw)
Penulis : Edwin Shri Bimo

NAYPYDAW, KOMPAS.TV - Pendukung militer Myanmar dan partai politik yang terafiliasi militer menggelar pawai kecil merayakan kudeta militer atas pemerintahan yang dipimpin Liga Nasional Untuk Demokrasi yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Sementara itu seluruh penerbangan internasional keluar masuk Myanmar ditutup hingga pengumuman lebih lanjut, demikian pengumuman Badan Pengatur Perjalanan Udara Myanmar seperti dilansir Associated Press, Senin (01/02/2021). 

Deretan mobil bak terbuka berisi pendukung militer berparade di jalan-jalan kota Yangon, kota terbesar di Myanmar. Beberapa mobil terlihat membawa pengera suara memainkan musik Myanmar, mengibarkan bendera nasional Myanmar dan bendera yang sering digunakan untuk merepresentasikan kelompok mayoritas Buddha di Myanmar.

Baca Juga: Myanmar Dikudeta, KBRI Yangon Imbau WNI Untuk Waspada dan Siapkan Persediaan Makanan

Kedutaan Amerika Serikat di laman Facebook mereka mengatakan jalan menuju bandar udara internasional Yangon ditutup, sementara berbagai laporan memberi indikasi seluruh bandara di Myanmar juga ditutup.

Partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, Liga Nasional Untuk Demokrasi meraih kemenangan besar pada pemilu November kemarin, membuat malu partai yang didukung kelompok militer. 

Penguasa militer mengambil alih negara hari Senin, (01/02/2021) beralasan karena pemerintahan NLD dibawah Aung San Suu Kyi tidak menanggapi apalagi menindaklanjuti tudingan berbagai kecurangan pemilu yang dilancarkan militer. 

Kedutaan Besar Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan kepada warganya bahwa layanan internet sebagian ditutup, termasuk di sebagian Yangon. 

Baca Juga: Kudeta Myanmar: Thailand dan Kamboja Tak Mau Ikut Campur, Filipina Prioritaskan Warganya

Dalam file foto 30 Januari 2021 ini, para pendukung militer Myanmar dan Partai Persatuan dan Pembangunan yang didukung militer memegang plakat saat mereka terus memprotes hasil pemilu selama unjuk rasa di dekat pagoda Shwedagon di Yangon, Myanmar. Kudeta militer terjadi di Myanmar pada Senin pagi, 1 Februari 2021 dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi ditahan dalam tahanan rumah (Sumber: AP Photo/Thein Zaw, File)

"Terdapat potensi kerusuhan sipil dan politik di Burma, dan kami akan terus memantau situasinya," kata Kedubes AS di facebook, menggunakan Burma yang merupakan nama lama Myanmar.

Sementara Kedutaan Besar Indonesia di Yangon meminta WNI di sana untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadan serta mencermati perkembangan situasi di sekitar tempat tinggal, dan meminimalkan kegiatan yang tidak penting di luar rumah. 

KBRI juga meminta WNI untuk mempersiapkan bahan makanan dan bahan pokok hingga satu hingga dua minggu ke depan, termasuk obat-obatan dan vitamin penambah daya tahan tubuh, dan tetap taat pda protokol kesehatan serta mematuhi arahan pemerintah Myanmar 

Selain itu KBRI meminta WNI untuk selalu membawa dokumen pengenal resmi untuk memudahkan identifikasi diri apabila terdapat pemeriksaan oleh aparat keamanan.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x