TEHERAN, KOMPAS.TV - Iran menegaskan bakal melakukan pembalasan atas pembunuhan yang menimpa ahli nuklir senior negara tersebut, Moshen Fakhrizadeh.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammed Bagheri.
“Pembunuhan yang menimpa sosok penting ini meski sangat pahit dan merupakan pukulan telak bagi pertahanan negara ini, tetapi pihak musuh tahu ini menjadi jalan awal (pembalasan) dari martir Fakhrizadeh yang tak akan berhenti,” ujarnya kepada IRNA dikutipi CNN.
Baca Juga: Presiden Belarusia Alexander Lukashenko Mulai Berpikir untuk Mundur, Pihak Oposisi Curiga
Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami juga ikut mengecam pembunuhan Fakhrizadeh.
Dia mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut merupakan operasi teroris dan pelakunya harus siap dengan aksi balas dendam mereka.
“Butanya musuh Iran, seharusnya perencana dan koordinator dari aksi terorisme pengecut ini harus mengerti tindakan sadis ini tak akan menyebabkan kerutan sedikit pun dalam keinginan kolektif kami untuk menaklukkan cakrawala ilmiah yang cerah,” ujarnya.
Baca Juga: Kakek Ini Meninggal di Penjara Seusai Ditahan Karena Mendengarkan Musik Klasik Terlalu Keras
“Para pelaku juga harus waspada karena sebuah pembalasan sudah mereka dan akan menjadi bagian integral dalam pekerjaan kami,” tambahnya.
Fakhrizadeh dikabarkan telah tewas dalam sebuah serangan di jalan raya dekat Teheran, Jumat (27/11/2020) waktu setempat.
Meski tak ada pernyataan resmi, Amerika Serikat (AS) dan Israel diyakini bertanggung jawab atas serangan ini.
Baca Juga: Rumah Sakit di India Terbakar, 5 Pasien Covid-19 Tewas
Hal itu kian diperkuat setelah petahana Presiden AS, Donald Trump meretweet cuitan jurnalis Israel Yossi Melman atas kasus ini.
“Berdasarkan laporan di Iran, terjadi pembunuhan Fakhrizadeh-Mahabadi di Damavand, sebelah timur Teheran,” cuitnya.
“Dia adalah kepala program rahasia Iran dan diinginkan oleh Mossad. Kematiannya akan menjadi pukulan besar secara psikologis dan profesional untuk Iran,” tambahnya.
Baca Juga: Ditahan di Bandara Karena Bawa Uang Banyak, Mantan Presiden Honduras Bantah Itu Miliknya
Israel memang mencurigai Fakhrizadeh sebagai kepala program nuklir Iran.
Fakhrizadeh sebelumnya memimpin program yang dinamakan Amad (Harapan).
Tetapi pihak Israel dan barat menuduh program tersebut sebagai operasi militer untuk melihat kelayakan pembangunan senjata nuklir di Iran.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.