BEIRUT, KOMPAS.TV - Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengutuk keras aksi penyerangan di Nice, Prancis.
Menurut Nasrallah membunuh orang yang tak bersalah bukanlah ajaran dari Islam.
“Kami dengan tegas mengutuk insiden ini, dan umat Muslim yang lain juga (mengutuknya), baik tokoh agama dan politik di seluruh dunia,” kata Nasrallah, Jumat (30/10/2020) dikutip dari Daily Star.
Baca Juga: Perlihatkan Karikatur Nabi Muhammad, Guru di Belgia Dihukum
“Islam sendiri menolak serangan itu, karena dilarang membunuh orang tak bersalah karena perbedaan keyakinan,” lanjutnya.
Namun Nasrallah menilai serangan tersebut merupakan buah dari apa yang dilakukan pihak barat terhadap Islam.
“Prancis, Amerika, dan aliansi mereka di wilayah itu harus memperbaiki sikap mereka, serta cara mereka menggunakan grup teroris tersebut sebagai alat,” katanya.
Baca Juga: Berikan Dukungan untuk Prancis, Donald Trump: Teroris Islam Radikal Harus Dihentikan
“Mereka melakukan ini di Afghanistan dan kemudian membayarnya pada peristiwa 9/11. Mereka terus melakukan kesalahan yang sama,” tambahnya.
Nasrallah juga menyalahkan Pemerintah Prancis yang menurutnya semakin memperbutuk keadaan dalam sikapnya menanggapi karikatur Nabi Muhammad.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengungkapkan tak akan melarang peredaran karikatur Nabi Muhammad.
Baca Juga: Indonesia Kecam Presiden Prancis yang Menghina Islam
Dia bahkan mengasosiasikan Islam dengan terorisme. Penyerangan di Nice terjadi di Gereja Notre Dame, Kamis (29/10/2020).
Kala itu, tiga orang terbunuh dalam aksi penusukan dan pemenggalan. Salah seorang korban, seorang wanita tewas dipenggal.
Pelaku diketahui seorang imigran Tunisia berusia 20 tahun bernama Brahim Aoussaoi. Saat ini dia berhasil ditahan oleh kepolisian Prancis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.