JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, menyebut bahwa lebih banyak serangan kemungkinan besar akan terjadi di wilayah Prancis.
Adapun perang yang dimaksud, karena negara tersebut sedang terlibat dalam 'perang melawan ideologi Islamis'.
“Prancis sedang berperang. Kami berperang dengan musuh di luar dan di dalam. Kami berperang memperebutkan ideologi Islam.”tulis Gerald di akun Twitternya, Jumat (30/10/2020).
Unggahan tertulis tersebut ditulis Darmanin dan menjadi bagian pernyataannya dalam wawancara dengan radio lokal, RTL.
Lebih lanjut Gerald Darmanin mengatakan bahwa Prancis perlu memahami bahwa telah ada dan akan ada peristiwa lain seperti serangan mengerikan ini.
Baca Juga: Mahathir Mohammad Sebut Muslim Miliki Hak Bunuh Warga Prancis, Twitter Hapus Postingannya
Pelaku penusukan di Gereja Notre-Dame di Nice disebut sebagai seorang imigran asal Tunisia yang tiba di Italia pada 20 September dan pergi ke Paris pada 9 Oktober lalu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis (29/10/2020) mengumumkan bahwa ia akan melipatgandakan jumlah tentara.
Hal ini dilakukan untuk melindungi dari serangan menjadi 7.000 tentara setelah tiga orang tewas di sebuah gereja di Nice.
Baca Juga: Pelaku Penyerangan di Gereja Prancis Diketahui Berasal dari Tunisia
Sebelumnya seorang imigran Tunisia bernama Brahim Aouissaoui menyerang Gereja Notre Dame di Nice.
Dalam serangan itu, Aouissaoui menggorok leher penjaga Gereja, memenggal kepala seorang perempuan berusia 60 tahun dan melukai hingga parah seorang perempuan berusia 44 tahun hingga meninggal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.