Mereka mengungkapkan bermalam di sana dan kemudian melakukan perjalanan ke kantor Perdana Menteri di Minggu (20/9/2020).
“Saya berharap orang-orang yang berada di kekuasaan bisa melihat pentingnya masyarakat,” tutur pemimpin mahasiswa, Panupong Jadnok kepada para pengunjuk rasa dikutip dari BBC.
“Kami berjuang untuk menempatkan monarki di tempat yang seharusnya, bukan menggulingkannya,” lanjutnya.
Baca Juga: Kontroversi Patung seperti Kemaluan Pria, Akhirnya Dihancurkan
Di Thailand, kritikan terhadap keluarga kerajaan dianggap sebagai tindakan kriminal.
Bahkan bagi orang yang berani melakukannya akan dihukum penjara untuk waktu yang lama.
Sementara itu, situasi politk di Thailand memang tak stabil dan kerap menimbulkan gelombang demonstrasi.
Baca Juga: Miris, Istri Diperkosa di Hadapan Suami yang Disandera
Tetapi, protes semakin besar setelah pengadilan Thailand memerintahkan pembubaran oposisi, Partai Pro-Demokrasi, pada Februari lalu.
Hujan protes pun semakin besar setelah aktivis Pro-Demokrasi Wanchalearm Satkasit yang diasingkan ke Kamboja sejak kudeta militer pada 2014, dikabarkan menghilang.
Para pengunjuk rasa menuduh Pemerintah Thailand mengorganisir penculikannya, meski pemerintah dan polisi membantah tuduhan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.