KOMPAS.TV – Memiliki momongan merupakan salah satu hal yang diinginkan pasangan suami istri (pasutri) baru. Tidak heran kalau banyak pasutri muda yang melakukan konsultasi ke dokter agar segera mendapatkan anak.
Saat merencanakan kehamilan sehat, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah mempertimbangkan kesehatan fisik diri sendiri dan pasangan.
Kesehatan fisik pasutri menjadi pertimbangan penting, karena ada beberapa penyakit yang wajib diwaspadai saat merencanakan kehamilan.
Lalu apa saja penyakit dan kondisi yang harus diwaspadai jika ingin segera punya anak?
Penyakit dan Kondisi yang Perlu Diwaspadai saat Merencanakan Kehamilan
1. Anemia
Anemia adalah kondisi saat hemoglobin di dalam darah kurang dari 12 g/dL bagi perempuan dan 14 g/dL bagi laki-laki. Anemia akan membuat pertumbuhan janin terhambat, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, dan bayi berisiko stunting.
Jika Anda menderita anemia dan merencanakan kehamilan, sebaiknya mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 1 tablet per minggu sebelum hamil, menjaga pola makan dengan memilih makanan bergizi seimbang.
2. Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus ditandai dengan kadar gula dalam darah yang lebih dari 126 mg/dL. Wanita yang mengidap diabetes dan sedang hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan di atas normal, mengalami komplikasi persalinan, prematur, dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.
Bagi penderita diabetes yang ingin merencanakan kehamilan, disarankan menjaga kadar gula darah dan berkonsultasi dengan dokter untuk manajemen kesehatan yang tepat.
3. Hipertensi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah darah tinggi merupakan kondisi yang banyak diderita di Indonesia. Ibu hamil dengan hipertensi akan meningkatkan risiko preeklamsia, eklamsia, serta kematian bagi ibu dan janin.
Untuk penderita hipertensi dan sedang merencanakan kehamilan, gunakanlah tips PATUH, yaitu:
4. Kekurangan gizi
Kondisi kekurangan gizi yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan kurang energi kronik (KEK). Ibu hamil yang mengalami kurang gizi dapat meningkatkan risiko pendarahan saat melahirkan, keguguran, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan stunting.
Oleh karena itu, kekurangan gizi pada wanita bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat.
5. Obesitas
Seseorang dapat dikatakan mengalami obesitas jika mengalami kelebihan berat badan di atas 120 persen dari berat badan idealnya. Ibu hamil yang mengalami obesitas dapat menyebabkan kelainan pada janin, preeklampsia, diabetes, dan keguguran.
Penderita obesitas yang merencanakan kehamilan disarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan perawatan untuk menurunkan berat badan.
6. Sifilis
Sifilis atau yang dikenal dengan istilah penyakit raja singa adalah infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Penderita sifilis yang sedang hamil berisiko mengalami keguguran, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan kecacatan pada bayi.
Bagi penderita sifilis yang ingin memiliki momongan, wajib berkonsultasi rutin ke dokter dan meminum obat secara teratur.
7. TORCH
TORCH merupakan infeksi yang disebabkan oleh Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simplex Virus II. Wanita yang menderita salah satu di antara keempat infeksi ini akan menyebabkan infertilitas atau kemandulan dan janin berisiko mengalami kecacatan.
Untuk pencegahannya, Anda bisa melakukan tes kesehatan, melakukan vaksinasi Mumps Measles Rubella (MMR) 3–6 bulan sebelum rencana hamil, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Jika ingin merencanakan kehamilan, sebaiknya melakukan tes kesehatan sejak dini dan berkonsultasi dengan dokter, ya. Selain itu, tetap lakukan PHBS agar terhindar dari penyakit yang mengancam kesehatan.
—-
Sumber:
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.