JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan suhu panas ekstrem menyebabkan penurunan produktivitas pekerja di seluruh dunia.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN Vivi Yulaswati mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dibuat Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), India dan Indonesia adalah negara di kelompok G20 yang produktivitas kerjanya turun paling banyak akibat suhu panas.
Dia mengatakan pada 1995, India kehilangan 4,2 persen jam kerja karena suhu panas. Jumlah itu diproyeksi naik jadi 5,2 persen pada 2030.
Sedangkan Indonesia kehilangan 2 persen jam kerja pada 1995 karena hal yang sama dan diproyeksi naik jadi 2,6 persen pada 2030.
ILO juga menghitung sejak tahun 2000, total 23 juta tahun masa kerja telah hilang akibat bencana alam.
Baca Juga: Lestari Summit 2024: Neutura Hadapi Kendala Pendanaan untuk Kembangkan Biochar
“Dampak dari triple planetary crisis berdasarkan hitungan ILO, adalah hilangnya jam kerja akibat stres dari panas yang berlebihan. Kalau kita do nothing (tidak melakukan apa-apa), suhu panas ini mengurangi produktivitas kita,” kata Vivi dalam diskusi yang dipandu Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim dalam acara Lestari Summit 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
“Indonesia itu kan rentan bencana alam, 23 juta tahun masa kerja telah hilang akibat bencana. Kalau ditambah lagi karena panas, produktivitas kita berkurang. So we have to change (Jadi kita harus berubah),” tambahnya.
Vivi yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Program Sustainability Development Goals (SDGs) Indonesia menjelaskan, triple planetary crisis adalah tiga krisis pembangunan yang dialami planet bumi.
Ketiga krisis itu mencakup perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
Tiga masalah itu akan membuat bumi menjadi planet yang tidak layak ditinggali di masa depan, jika tidak diselesaikan.
Vivi menyebut, tiga masalah itu disebabkan kegiatan ekonomi manusia, di mana sumber energi yang menjadi penggerak kegiatan ekonomi. Sehingga sumber energinyalah yang harus diubah jadi lebih bersih, agar menjadi solusi dari tiga masalah tadi.
Sumber : KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.