Presiden Jokowi berharap, keberadaan infrastruktur ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar.
“Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Bandara Panua Pohuwato yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp437 miliar memiliki luasan terminal 990 meter persegi.
Dengan landasan pacu sepanjang 1.200 meter x 30 meter, taxiway 150 meter x 170 meter, serta apron 110 meter x 70 meter bandara ini dapat didarati pesawat jenis ATR 72-600.
Presiden menyatakan, keinginannya agar landasan pacu tersebut diperpanjang agar pesawat jenis ATR full bisa mendarat.
Sehingga bisa lebih memperkuat fungsi bandara dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal.
Baca Juga: Stok Gula di Ritel Modern Kosong, Kemendag Sebut karena Harga Internasional Sedang Tinggi
“Ini tadi saya naik ATR, karena pesawat kepresidenan enggak bisa mendarat, pesawat perintis. Oleh sebab itu, tadi saya perintah di terminal tadi, runway-nya harus ditambah panjang lagi, sehingga ATR full bisa masuk ke Pohuwato,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya keberadaan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global.
Presiden pun mengatakan, sebagai negara besar dengan 514 kabupaten/kota, 38 provinsi, dan 17 ribu pulau, Indonesia memerlukan infrastruktur yang memadai guna mendukung konektivitas dan kompetisi ekonomi.
“Semuanya memerlukan infrastruktur, baik itu untuk pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan infrastruktur untuk konektivitas, baik itu yang namanya pelabuhan, baik yang namanya jalan, baik itu yang namanya bandara," terang Jokowi.
"Kalau tidak kita miliki, negara kita akan kalah bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan negara yang lain. Produk-produk kita tidak bisa bersaing dengan negara lain, kalah bersaing dengan negara-negara lain,” tuturnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.