JAKARTA, KOMPAS.TV - Ramadan 2022 atau Ramadan 1443 H sudah di depan mata. Lantas, apa sih definisi puasa, dalil puasa dan keutamaanya?
Secara bahasa puasa dalam bahasa arab berasal dari kata ‘Asshoumu’ yang bermakna menahan. Sedangkan kata ‘Shoumu’ dari bentuk ‘Shiyama-Yasuumu-Shauman’ yang bisa dimaknai sebagai ‘proses menahan diri’.
Dikutip dari buku Bekal Ramadhan karya Ahma Zarkasih, Lc (Rumah Fiqih, 2020) adapun puasa secara istilah, adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat ibadah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Sebenarnya banyak sekali dalil-dalil yang berkaitan dengan kewajiban puasa di bulan Ramadan. Salah satu dalil yang paling sering dikutip berasal dari Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183, yang artinya:
Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa. (QS Al-Baqarah : 183).
Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dan Muslim jika dikisahkan bagaimana puasa Ramadan itu diwajibkan bagi pemeluk Islam.
Islam dibangun atas lima, syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, pergi haji dan puasa Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Mengenal Sejarah Salat Tarawih, Ibadah Khusus Bulan Suci Ramadan
Sebagai bulan istimewa, ada banyak keutamaan bagi yang berpuasa di bulan Ramadan. Ustaz Zarkasih, Lc dalam buku tersebut menyebut, ada beberapa keutamaan orang yang berpuasa di bulan Ramadan.
Salah satunya adalah doa orang yang berpuasa dan ikhlas karenanya adalah mustajab. Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad.
Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: Imam yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka dan dan orag orang yang didzalimi. Doanya diangkat ke awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Tuhan azza wa jalla berfirman: demi kemuliaanku saya pasti menolong engkau setelah ini. (HR. Ahmad)
Selain itu, Ramadan adalah bulan ampunan dari Allah SWT dan bulan mendekatkan diri kepada-Nya.
Barang siapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari).
Ada banyak sekali keutamaan dalam bulan Ramadan yang bagi muslim tidak boleh kita lewatkan.
Baca Juga: Ziarah Kubur Jelang Ramadan: Berikut Doa, Zikir dan Tata Caranya
Puasa Ramadan 2022 diprediksi mulai pada hari Sabtu tanggal 2 April 2022 berdasarkan hitungan metode hisab dari Muhammadiyah atau hari Minggu tanggal 3 April 2022 jika merujuk pada prediksi dari Lapan.
Untuk kepastian tanggal 2 atau 3 April 2022 sendiri pemerintah akan menetapkan usai sidang isbat yang digelar pada akhir bulan Sya’ban, yakni pada hari Jumat tanggal 1 April 2022.
Tahun ini sendiri diprediksi awal puasa Ramadan akan terjadi perbedaan di tengah masyarakat. Keduanya juga memilki landasan teologis yang kuat, baik yang berpendapat 2 April maupun 3 April 2022 sebagai awal puasa Ramadan 2022.
KH Marsudi Syuhud, Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar menghormati perbedaan dalam menentukan awal puasa Ramadan.
Menurutnya, hal ini wajar saja berbeda dan masyarakat diminta untuk bijak melihat perbedaan tersebut.
Perbedaan itu menurutnya hal yang biasa dan para ulama juga telah menunjukan, meskipun berbeda tetap saling menghormati.
“Perbedaan mengenai awal Ramadan harus disikapi dengan bijak, karenanya para Ulama telah mencontohkan bahwa sekalipun berbeda pendapat dan dalil argumen yang digunakan, namun tetap saling menghormati perbedaan yang ada,” paparnya dikutip dari situs resmi MUI, Sabtu (26/3/2022).
Baca Juga: Potensi Beda Awal Puasa Ramadan 2022 Jelang Sidang Isbat, Ini Penjelasannya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.