Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Tips Hadapi Resesi Ekonomi 2023, Mulai dari Simpan Uang Tunai hingga Lunasi Utang Konsumtif

Kompas.tv - 14 Oktober 2022, 12:36 WIB
tips-hadapi-resesi-ekonomi-2023-mulai-dari-simpan-uang-tunai-hingga-lunasi-utang-konsumtif
Ilustrasi manajemen keuangan untuk menghadapi resesi ekonomi. (Sumber: Dok. Canva)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berbagai lembaga internasional telah meramalkan jika banyak negara di dunia akan masuk dalam resesi ekonomi pada 2023. Indonesia memang tidak termasuk di dalam daftar negara tersebut, namun tetap akan terdampak sehingga membuat pertumbuhan ekonomi RI melemah. 

Perencana keuangan yang juga CEO Zap Finance Prita Ghozie mengatakan, masyarakat tidak perlu panik dengan kondisi tersebut. Namun tetap harus membuat rencana keuangan yang baik.

Menurut Prita, resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dunia Bakal Resesi di 2023, Ini Pilihan Investasi yang Tahan Krisis Ekonomi

"Lantas kenapa banyak yang panik? Wajar sih, pandemi tahun 2020 yang mungkin belum pulih 100 persen ini bisa jadi membawa trauma di banyak rumah tangga. Makanya jadi banyak yang cerita suka overthinking," tulis Prita di akun Instagramnya, dikutip Jumat (13/10/2022).


 

"What if saya kena PHK trus susah cari kerja? Cashflow abis-abisan, padahal cicilan rumah jalan terus? Aahamku terjun bebas nilainya, padahal ga punya aset lain?," lanjutnya. 

Ia menilai, wajar jika seseorang memikirkan dampak resesi yang mungkin saja akan sampai pada diri mereka. Tapi tujuannya supaya lebih waspada dan berencana. Bukan takut apalagi panik.

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam membenahi rencana keuangan menghadapi resesi, yaitu:

Baca Juga: Ancaman Resesi Global 2023, Ekonom: Tetap Konsumsi dan Belanja Seperti Biasa

1. Memiliki cash yang cukup

Prita menjelaskan, narasi pegang cash itu bukan berarti harus 100 persen uang tunai (simpan di brankas) saja. Tapi juga berarti Cash = aset likuid = aset yang relatif aman dan bisa dicairkan dalam waktu cepat.

"Kenapa penting?Jika ada pengeluaran dadakan >> ada cash buat bayar. Jika sampai kena PHK >> ada cash buat "nafas". Jika ketemu saham murah >> ada cash buat serok," ujar Prita. 

2 Berusaha mengurangi utang konsumtif

Persoalan dengan resesi yang mungkin terjadi adalah kenaikan suku bunga acuan berkali lipat, meski pun setiap negara bisa berbeda situasinya.

"Lalu, dampaknya apa ke keuangan kita? untuk yang punya cicilan floating suku bunga berpotensi naik, cicilan juga naik masih aman ga ya untuk bayar? secara umum harga barang juga bisa naik lagi. anggaran bulanan naik yaaa, bisa investasi ga ya?," kata Prita. 

3 Mengubah kebiasaan dalam berbelanja yang berlebihan

Jika penghasilan memadai, keuangan memang rasanya akan aman saja. Namun, tetap tidak ada salahnya untuk cek ulang pengeluaran yang bisa dipangkas. Misal dengan memilih layanan streaming yang dipakai.

Baca Juga: Paylater Bikin Ngutang Semakin Gampang, tapi Ingat Semuanya Tetap Masuk BI Checking

Mengatur jadwal makan di restoran dan ngopi-ngopi. Mengecek kembali barang-barang yang sudah dimiliki, sebelum check out dari marketplace. 

4. Divetsifikasi Investasi 

Untuk  yang sudah punya portofolio investasi, penting sekali untuk diversifikasi ke setidaknya 3 jenis aset. 
"Misalnya nih sebagian di tabungan atau deposito yang dijamin LPS. Inget yaaa, ada lho produk perbankan yang tidak masuk penjaminan. Sebagian di emas bisa pegang fisik atau yang berbentuk tabungan. Sebagian di SBN Ritel atau reksa dana pasar uang," kata Prita. 

"Gimana dengan saham? Tentu aja gpp jika #temanPrita pilih emiten yang pas dan paham cara mengelolanya," ucapnya. 

Prita menyampaikan, yang namanya hidup dalam ketidakpastian memang rasanya membuat overthinking dan insecure. Maka, setelah langkah-langkah finansial tadi dilakukan kita perlu percaya dan menerima apapun milik kita yang diberikan oleh Tuhan kelak. 




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x