Menurut Luhut, mencari SDM yang sesuai kualifikasi di bidang tambang dan smelter tidak mudah.
"Dia yang di control room orang-orang itu (TKA), karena kita tidak punya," ujar Luhut.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, lebih parahnya lagi setelah dibangun politeknik di daerah, ternyata tidak ada juga orang yang lulus.
"Setelah kita bikin poltek, tidak ada pula yang lulus orang daerah. Ini fakta di lapangan yang kita mungkin ketawa dengarnya," tutur Luhut.
Baca Juga: Kemenaker dan Komisi IX DPR Angkat Bicara Soal Kedatangan TKA China ke Indonesia di Masa PPKM
Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia turut menanggapi kritik terhadap banyaknya TKA China yang masuk ke Indonesia.
Menurut Bahlil, banyaknya TKA yang masuk akan memperbesar potensi investasi di Indonesia. Investasi yang semakin besar itu akan menciptakan banyak lapangan kerja.
"Mengenai jumlah TKA yang masuk, Menaker yang jawab. Tapi yang saya bisa jawab, saat investasi semakin besar, peluang pekerjaan juga semakin besar," kata Bahlil.
"Tinggal dilihat dari jenis usahanya apa, jenis investasi apa, apakah padat teknologi atau padat karya."
Baca Juga: 34 TKA China Masuk Indonesia Lewat Bandara Soekarno-Hatta di Saat PPKM Level 4, Ini Kata Imigrasi
Bahlil menjelaskan, sampai saat ini, investasi China di Indonesia lebih banyak di sektor energi pertambangan, termasuk pembangunan smelter.
"Yang saya pahami, proses pembangunan investasi China ke indonesia lebih banyak di bidang pembangunan industri smelter pada komoditas tambang, dan ini punya multiplier effect," ujar Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, pada 2019 terdapat 95.168 TKA yang bekerja di Indonesia.
Jumlah tersebut turun menjadi 93.374 pada 2020. Pada Mei 2021, tercatat ada 92.058 TKA di Indonesia.
Baca Juga: 34 TKA China Masuk Indonesia, Pimpinan Komisi III: Menkumham Jangan Buat Aturan yang Mencla-Mencle
Ada dua perusahaan smelter yang mempekerjakan TKA China di Indonesia, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang terletak di Sulawesi Tenggara.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.