JAKARTA, KOMPAS.TV – PT Sri Rejeki Isman (Sritex) menerima penghargaan dalam kategori Product and Service di ajang bergengsi “Indonesia Industry 4.0 Readiness Index” (INDI 4.0) yang dihelat oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, Kamis (2/12/2021).
Penghargaan itu diberikan sebagai apresiasi khusus dari Kemenperin, berdasarkan kesiapan perusahaan Sritex menghadapi Industri 4.0.
Sebagai pemain lama yang telah berdiri lebih dari 50 tahun, Sritex terus menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi industri dalam proses produksi.
CEO Sritex, Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, "Dari desain saja kami sudah melakukan digitalisasi. Juga untuk pewarnaan, kami menggunakan digital print."
Tidak hanya itu, Iwan menjelaskan bahwa sistem tenun Sritex juga sudah menggunakan sistem robotic, atau lebih tepatnya sistem Programmable Logic Controller menggunakan algoritma.
Menurut Iwan, sistem ini penting digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja.
“Untuk spinning atau pemintalan juga begitu. Kami menggunakan robotic untuk mengambil barang dan sebagainya, termasuk di garmen," jelas Iwan.
Alhasil, menurut orang nomor satu Sritex ini, proses produksi dari benang hingga barang jadi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.
"Jika sebelumnya membutuhkan waktu sebulan untuk proses dari benang sampai menjadi barang jadi, dengan teknologi menjadi dua minggu saja," tambahnya.
Baca Juga: Dua Anak Perusahaan Sritex Sukses Restrukturisasi, Ini Harapan PKPU Sritex
Tak pelak, Sritex dinilai memenuhi berbagai kriteria yang memadai untuk meraih penghargaan INDI 4.0.
Setidaknya, ada lima pilar sebagai kriteria yang mesti dipenuhi untuk meraih penghargaan tersebut, antara lain pilar manajemen dan organisasi, pilar orang dan budaya, pilar produk dan layanan, pilar teknologi, dan pilar operasi industri.
PT Sritex sendiri mengukuhkan diri sebagai perusahaan yang mampu memenuhi kriteria tersebut, terutama produk dan layanan.
Meskipun di tahun kedua pandemi Sritex juga menghadapi banyak tantangan untuk bisa survive dan menjaga perusahaan tetap berjalan dengan sehat, perusahaan ini berusaha untuk tetap tangguh berdiri.
Kunci bertahan Sritex
Sritex tak menampik, dampak dari pandemi mendorong kerja ekstra untuk menyelamatkan perusahaan dan menjaga para karyawan agar bisa tetap bekerja. Hal ini terlepas persoalan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang harus mereka hadapi.
"Bahwa pandemi berdampak besar kepada kami, itu benar. Namun, di sinilah kami harus membuktikan bahwa Sritex tidak tinggal diam, tidak mengeluhkan pandemi, tapi terus berinovasi dan menciptakan berbagai solusi," tegas Iwan.
Pasalnya, menurut Iwan, tantangan dihadapi Sritex adalah tantangan yang juga dihadapi oleh banyak perusahaaan.
"Namun bagaimana sebuah perusahaan tetap bisa menonjolkan terobosan-terobosan, sehingga perusahaan tetap bisa bangkit dan berkontribusi buat negara, ini jadi perhatian serius kami," ujarnya.
Salah satu kunci bertahan, terang Iwan, adalah dengan mengoptimalkan adopsi teknologi baru sambil tetap memperhatikan sumber daya manusianya. Meskipun pandemi, Srites berusaha keras menjaga pegawai, bahkan para pekerja difabel di dalam perusahaan.
"Teknologi memang dibutuhkan, terobosan terus dilakukan, namun memanusiakan karyawan juga diperlukan. Termasuk memastikan tenaga kerja kami bisa tetap punya pekerjaan," tuturnya.
Baca Juga: Dihajar Pandemi dan Kudeta Militer, Setengah Populasi Myanmar Bisa Jatuh Miskin pada 2022
Terkait terobosan yang dilakukan, Sritex telah menambah bidang usaha pada 2020 lalu. Dengan langah itu, Sritex bisa merambah di industri peralatan untuk pelindung keselamatan dan perdagangan besar alat laboratorium, farmasi, dan kedokteran, yaitu memproduksi pakaian APD dan masker kain.
Tak hanya itu, PT Sritex pun memiliki gagasan menerapkan strategi penjualan via daring dan platform e-commerce.
Iwan mengungkapkan, penghargaan dari Kemenperin tak hanya mengukuhkan bahwa Sritex punya unggulan dalam produk dan servis, akan tetapi, pencapaian ini juga menunjukkan bahwa Sritex merupakan perusahaan yang terbuka dengan berbagai perkembangan zaman.
"Kami berterima kasih kepada Kemenperin atas penghargaan ini. Ini bukan hanya untuk kami, tetapi juga tenaga kerja kami yang tetap bersama kami menghadapi berbagai situasi," ungkap Iwan.
Iwan memahami, dampak dialami oleh banyak perusahaan dunia. Para pelaku usaha memiliki tantangan yang sama, yaitu menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi sekaligus terus bergerak di tengah tantangan yang ada.
Oleh karena itu, penghargaan yang diberikan Kemenperin telah memacu pihaknya untuk semakin optimistis menghadapi situasi yang ada.
"Buat kami, penghargaan INDI 4.0 ini sebuah penyemangat sekaligus penguat. Walaupun kondisi pandemi sempat membuat kami terpukul seperti dialami banyak perusahaan seluruh dunia, namun tidak menghalangi kami untuk terus bangkit dan bergerak," pungkas Iwan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.