Usut Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK Terhadap Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

JAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Metro Jaya menaikkan status perkara dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke tahap penyidikan.

Keputusan menaikkan status perkara ini diambil setelah polisi melakukan gelar perkara pada 6 Oktober lalu.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan telah meminta tim Mabes Polri untuk turun tangan, agar penanganannya lebih cermat.

Kapolri juga mempersilahkan lembaga lain, ikut mengawasi proses penyidikan agar tercipta rasa keadilan, apakah kasus ini layak diteruskan atau tidak.

Sementara mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo, usai perjalanan dinasnya ke luar negeri akhirnya memenuhi panggilan dari Polda Metro Jaya.

Syahrul menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, selama hampir tiga jam.

Syahrul menyatakan telah memberikan keterangan terkait dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK di kasus korupsi Kementan.

Dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK terhadap mentan, berujung beredar foto-foto ketua KPK, Firli Bahuri bertemu mantan menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sebuah lapangan bulutangkis.

Baca Juga: Kapolri soal Pemerasan Pimpinan KPK ke SYL: Polisi Akan Profesional dan Transparan

Ketua KPK Firli membantah dirinya menerima uang USD1 miliar, dari Syahrul Yasin Limpo saat bermain bulutangkis. 

Namun, foto ini berujung pelaporan ketua KPK, Firli ke Dewan Pengawas KPK.

Lalu, bagaimana dengan kepercayaan publik terhadap lembaga anti rasuah ini akibat kasus ini, dan apakah polisi bisa sepenuhnya adil sesuai porsi mengusut kasus ini?

KompasTV berbincang dengan Kabareskrim Polri periode 2009 hingga 2011, Komjen (Purn) Ito Sumardi, Pimpinan KPK periode 2015 hingga 2019, Saut Situmorang.