JAKARTA, KOMPAS.TV - Tampilan status pada aplikasi WhatsApp tampak berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya berisi konten foto atau video pendek yang diunggah pengguna, kini posting status tersebut juga dibuat oleh pihak WhatsApp.
Status dari pihak WhatsApp ini mulai muncul di linimasa berdampingan dengan konten status dari pengguna biasa.
Posting-an status tersebut sebetulnya ditujukan untuk meneruskan informasi dari perusahaan. Namun sebuah kabar yang beredar viral menuding bahwa Status unggahan resmi dari WhatsApp itu merupakan jebakan yang dibuat oleh scammer untuk mengambil alih rekening bank online pengguna.
Baca Juga: Pemberitahuan WhatsApp Muncul di Status Pengguna, Apa Isinya?
Dengan kata lain, jika pengguna WhatsApp menekannya, maka data rekening bank dan data pribadi akan berpindah tangan.
Kabar miring itu tersiar lewat tangkapan layar yang memperlihatkan sebuah posting unggahan seorang warga Malaysia di Facebook.
"Jangan tekan link hijau (status unggahan WhatsApp) itu. Kalau tekan, kemungkinan data account bank dan data pribadi akan dipindahkan," bunyi potongan pesan dari screenshot posting Facebook tersebut.
Selain gambar status unggahan WhatsApp di linimasa, posting itu juga menyertakan tangkapan layar program berita dari sebuah stasiun televisi Malaysia yang tampak sedang membahas WhatsApp.
Benarkah status WhatsApp jebakan scammer yang bisa mengambil alih rekening bank pengguna?
Informasi tersebut ternyata tidak benar alias hoaks. Hal itu diakui sendiri oleh orang yang mengklaim sebagai pengunggah posting orisinilnya.
Dia menghapus posting dimaksud setelah mendapat penjelasan bahwa status yang diunggah oleh WhatApp tidak berbahaya, kemudian meminta maaf karena telah menimbulkan kecemasan.
Unggahan itu, katanya, sekadar dimaksudkan untuk menyebarkan kesadaran mengenai praktik scam di WhatsApp, meski isinya keliru dan menyesatkan.
Tangkapan program berita yang disertakan pun tidak berhubungan karena membahas aspek lain dari WhatsApp.
Sebelum dihapus, posting Facebook tersebut sudah dibagikan setidaknya sebanyak 50.000 kali semenjak pertama dibuat hari ini. Kini pembuatnya sudah mengaku salah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.