Kompas TV tekno internet

Undip Beber Upaya Peretasan dari China hingga Belanda, Data 72.000 Mahasiswa Diduga Bocor

Kompas.tv - 20 Januari 2021, 10:13 WIB
undip-beber-upaya-peretasan-dari-china-hingga-belanda-data-72-000-mahasiswa-diduga-bocor
Ilustrasi: peretasan data. Undip Ungkap Upaya Peretasan dari China hingga Belanda, Data 72.000 Mahasiswa Diduga Bocor. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Fadhilah

Upaya yang sudah dilakukan yakni menghubungi sivitas yang datanya terpapar yakni mahasiswa angkatan 2018 dan  sebelumnya, menonaktifkan pak.undip.ac.id, serta memetakan dan menata kembali seluruh jaringan Undip.

Selain  itu, mereorganisasi pengelolaan IT (teknologi informasi) Undip agar lebih siap jika terjadi masalah serupa.

"Di UI pernah terjadi yang melaporkan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), dan saat itu hendak dijual. Kalau  (Undip) ini data nggak dijual sama sekali, mungkin (peretas) hanya ingin pengakuan," kata Ketua Center for Cyber Security and Cryptography UI, Setiadi Yazid, yang menjadi anggota tim eksternal dalam investigasi itu.

Setiadi mengatakan, saat ini, para peretas kerap menjual data. Mereka juga menggunakan kampus untuk menyerang dan pamer kemampuan meretas kepada teman-temannya.

Oleh karena itu, data mahasiswa tak bisa lagi digunakan untuk hal sembarangan. Seluruh data juga harus dikelola dengan baik.

Sebelumnya, Selasa (5/1), kebocoran data mahasiswa Undip ramai diperbincangkan di media sosial.

Hal itu bermula dari cuitan akun @fannyhasbi di Twitter, yang menyebutkan ada lebih dari 125.000 data mahasiswa Undip yang bocor.

Dalam unggahan gambar, tampak ada kumpulan data berisi nama, jurusan, daerah asal, riwayat sekolah, dan lainnya.

Baca Juga: Dugaan Data Bocor Denny Siregar, Ini Kata Pihak Telkomsel!

Tidak Identik

Pelaksana Tugas Wakil Rektor III Undip Dwi Cahyo Utomo menuturkan, domain pak.undip.ac.id memang sudah tidak digunakan. Hingga saat ini, semua penilaian akademik masih dengan sistem manual. 

Dwi menuturkan, data yang diduga bocor yakni sekitar 72.000, bukan 125.000 seperti yangt tersebar di forum. Kemudian, didalami lagi sekitar 5.000 data.

"Hasil kajian hingga (Selasa) siang ini, kami cocokkan nama ibu kandung dan tanggal lahir ibu kandung. Sekitar 96 persen tak ada yang identik," kata Dwi.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x