Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Masa pandemi Covid-19 harus dihadapi dengan keseimbangan antara takdir dan ikhtiar.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni dalam pengajian rutin #RamadhanDiRumah dengan tajuk “Takdir dan Ikhtiar dalam Pandemi Covid-19”, yang digelar secara virtual (online), Rabu (29/04).
Baca Juga: Sambut Ramadhan 1441 H, Muhammadiyah Luncurkan Program #RamadhandiRumah
Keseimbangan antara takdir dan ikhtiar dalam menghadapi masa pandemi itu, menurut Syafiq A. Mughni, diperumpamakan dengan peristiwa 1000 tahun lalu, yakni saat perdebatan dalam teologi Islam antara golongan Jabariyah dan golongan Qodariyah.
Pada golongan Jabariyah sangat mempercayai akan takdir Allah SWT, sehingga manusia hanya bisa menjalaninya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.
Sedangkan pada golongan Qodariyah menekankan tindakan usaha yang dapat ditentukan dan dipilih oleh manusia berdasarkan kemampuannya menghadapi situasi tersebut.
“Apabila pemikiran kedua golongan itu terus digunakan, maka umat manusia akan selalu terjebak dalam kontroversi yang berjalan dan tak berujung,” ujar Syafiq, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Kompas.tv Kamis (30/4/2020).
Untuk itulah, lanjut Syafiq, keseimbangan akan takdir dan ikhtiar itu sangat diperlukan.
Kepercayaan antara keduanya dapat diimplementasikan dengan berbagai bentuk.
Syafiq menjelaskan, modal penting Muhammadiyah untuk tidak terjebak dalam konflik antar keagaaman ialah dengan berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah.
“Muhammadiyah berusaha kembali menggali pemikiran dan pemahamannya dari Al Quran dan Sunnah secara langsung. Kalau kita menjadikan madzhab sebagai titik tolak maka kita akan cenderung terjebak dalam satu aliran pemikiran dan kemudian kita menafikan pemikiran yang berbeda itu.” Kata Syafiq.
Baca Juga: Tangani Wabah Covid-19, Muhammadiyah Luncurkan Senarai Sikuvid dan Sikevid untuk Layanan Psikologi
Ia melanjutkan, sikap tidak berputus asa dan belajar mengatur kehidupan lebih baik dan ini merupakan pola ikhtiar yang dapat dilakukan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19.
“Takdir Allah SWT memang ada dan kita harus memilih apakah kita terus mengalami masalah pandemi sekarang ini atau selesai. Kalau kita ingin selesai dengan pandemi ini dan cepat, maka pilihannya adalah kita mengikuti protokol yang sudah dibuat oleh para ahlinya,” ujar Syafiq, menegaskan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.