Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib sempat menjelaskan alasan mengapa Iduladha di Indonesia dan Arab Saudi berbeda.
Baca Juga: Ini 5 Amalan Sunah Sebelum Salat Hari Raya Idul Adha 2023
Adib menjelaskan secara geografis, posisi Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia. Artinya, waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam.
Namun, hilal justru lebih mungkin terlihat lebih dulu di Arab Saudi karena terlihatnya di sebelah barat pada saat terbenamnya matahari.
Berdasarkan data hisab pada 18 Juni 2023, ketinggian hilal di Tanah Air adalah 0 derajat 11,78 menit sampai 2 derajat 21,57 menit. Dengan sudut elongasi antara 4,39-4,93 derajat.
Kriteria Baru MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura) menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sementara pada tanggal tersebut, posisi hilal di Arab Saudi sudah cukup tinggi.
"Semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, maka posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah terlihat. Posisi Arab Saudi lebih barat dari Indonesia, sehingga pada tanggal yang sama, posisi hilal di sana lebih tinggi dan lebih memungkinkan untuk dilihat," kata Adib.
Baca Juga: Bacaan Takbir Iduladha 2023 yang Benar Versi Pendek dan Panjang, Teks Arab, Latin Berikut Artinya
"Jadi keliru jika memahami 4 jam dari Arab Saudi maka Indonesia semestinya lebih dulu ber-Idul Adha," ujarnya.
Adib menerangkan, sidang isbat penetapan awal Zulhijah adalah hasil musyawarah pakar falak dan astronomi, sehingga penetapan awal Zulhijah dan Idul Adha sudah benar secara sains dan fikih.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.