Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Di tengah pandemi Covid-19, banyak kelompok yang menciptakan alat-alat medis demi membantu penanganan Covid-19, salah satunya adalah pengembangan ventilator.
Namun sebelum bisa diproduksi secara massal dan dapat digunakan, alat alat ini harus melalui uji produk dan uji klinis oleh kementerian kesehatan.
Untuk uji produk, pengembang harus mendapatkan izin Dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK).
Serangkaian tes telah disesuaikan dengan standar penanganan pasien Covid-19.
Pihak BPFK mengaku seringkali pengembang kesulitan karena tak memiliki pendamping dari kalangan medis sehingga standar yang dimiliki tak sesuai.
Salah satu alat ventilator yang lolos uji produk dari BPFK adalah Huha Bridge Ventilator yang dikembangkan oleh sekelompok pemuda dan salah satunya merupakan lulusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Huha Bridge Ventilator merupakan ventilator darurat berbasis ambu bag atau alat yang terdiri dari kantong, pipa berkatup, dan masker, untuk mencegah pasien masuk ICU.
Pencipta ventilator darurat ini kini tengah mencari donatur agar rumah sakit yang dituju tak perlu membayar alat milik mereka.
Namun tim masih kesulitan mencari bahan baku pembuatan ventilator jika nantinya alat ini akan diproduksi secara massal.
Penelitian alat bantu pernapasan ini sudah berlangsung sejak Januari 2020 dan bisa segera diproduksi secara massal apabila ada donatur yang mau bederma demi mebantu penanganan Covid-19 di tanah air.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.