A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Setelah Keraton Agung Sejagat-Sunda Empire, Ada Negara Rakyat Nusantara, Misinya Ngeri!

Kompas TV regional berita daerah

Setelah Keraton Agung Sejagat-Sunda Empire, Ada Negara Rakyat Nusantara, Misinya Ngeri!

Kompas.tv - 21 Januari 2020, 19:54 WIB
setelah-keraton-agung-sejagat-sunda-empire-ada-negara-rakyat-nusantara-misinya-ngeri
Yudi Syamhudi Suyuti, Presiden Negara Rakyat Nusantara (Sumber: Youtube)
Penulis : Idham Saputra

Seakan belum cukup dengan kehebohan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, ada lagi kerajaan fiktif bernama Negara Rakyat Nusantara.

Hal ini jadi perbincangan yang cukup ramai di jagat Twitter lewat akun @UjangBustomi. 

Akun tersebut membagikan video berdurasi 2 menit lebih yang memperlihatkan seorang pria sedang berbicara dalam suatu forum. 

Baca Juga: Rangga Sasana: Sunda Empire Mampu Mengendalikan Nuklir

Diketahui pria tersebut bernama Yudi Syamhudi Suyuti yang mengklaim dirinya sebagai Presiden Negara Rakyat Nusantara. 

Video tersebut diupload di akun Youtube-nya pada 27 Oktober 2015. Namun, karena kasus Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire yang heboh belakangan ini, video tersebut menjadi viral.

“Kondisi NKRI sudah membusuk, dengan kondisi itu mau tidak mau dengan pikiran yang jernih dan hati yang besar kita harus merelakan membubarkan NKRI,” ujar Yudi.

Pengamat Sosial UI, Devie Rahmawati kepada KompasTV mengatakan munculnya fenomena kerajaan fiktif ini memang bisa disebabkan oleh kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah. 

Baca Juga: Heboh Keraton Agung Sejagat-Sunda Empire, Pengamat: Bisa Disebabkan Kecewa dengan Pemerintah

"Ternyata ini ada kaitannya dengan kekecewaan terhadap pemerintah atau otoritas tertinggi di negara tersebut," kata Devie.
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x