YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pelaku pembakaran tiga gerbong kereta api (KA) yang sedang dalam posisi parkir di Stasiun Tugu Yogyakarta menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Seperti diketahui pelaku pembakaran gerbong kereta api tersebut berinisial MR dan masih berusia 17 tahun.
"Kami juga memintakan pemeriksaan kejiwaan secara psikiatrikum," kata Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol. F.X. Endriadi dalam keterangannya, Jumat (14/3/2025).
Baca Juga: Kebakaran 3 Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta, Menhub Tinjau Langsung TKP
Ia menyebut pemeriksaan psikiatrikum terhadap MR masih dalam proses.
"Hari ini rencananya tim tersebut akan datang," ujarnya, dikutip dari Antara.
Kerugian KAI
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) membeberkan taksiran kerugian akibat pembakaran tiga gerbong kereta api di Stasiun Tugu Yogyakarta.
Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih mengatakan, peristiwa tersebut ditaksir menimbulkan kerugian mencapai miliaran rupiah.
"Estimasi awal kerugian Rp6,9 miliar. Belum estimasi keseluruhan, baru interior dan atap, belum termasuk rangka bawahnya,” ujarnya dikutip dari Tribun Jogja.
Menurut penjelasannya tiga gerbong yang terbakar itu, terdiri dari dua gerbong eksekutif dan satu gerbong premium.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang melanda tiga gerbong kereta api cadang di emplasemen Stasiun Tugu Yogyakarta terjadi pada Rabu pagi (12/3/2025).
Gerbong yang terbakar merupakan kereta penumpang jenis stainless steel yang sedang dalam kondisi stabling atau parkir.
Baca Juga: Tiga Gerbong Kereta Api di Stasiun Tugu Yogyakarta Terbakar, PT KAI Lakukan Penyelidikan
Polisi berhasil menangkap MR yang diduga melakukan pembakaran gerbong kereta api tersebut.
Penangkapan dilakukan di kawasan Malioboro sesaat setelah peristiwa kebakaran terjadi.
Dugaan pelaku mengerucut pada sosok MR setelah serangkaian proses olah TKP, analisis rekaman CCTV, serta penyelidikan melibatkan Laboratorium Forensik (Labfor) Jawa Tengah dan Tim Inafis.
Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol. F.X. Endriadi menuturkan, pelaku merupakan penyandang disabilitas sensorik, sehingga proses pemeriksaan harus dibantu juru bahasa isyarat.
Yang bersangkutan ternyata punya disabilitas sensorik, artinya tidak bisa berbicara. Jadi kami dari tim penyidik minta bantuan juru bahasa isyarat," ujarnya, Jumat.
Menurut penjelasannya, pelaku melakukan aksi pembakaran karena didasari rasa sakit hati.
"Berdasarkan keterangan yang kami minta yang bersangkutan merasa sakit hati dengan KAI," ucapnya.
Ia menyebut remaja itu ternyata sudah beberapa kali kedapatan naik kereta tanpa tiket dan berakhir diturunkan dari kereta api.
"Karena yang bersangkutan pernah bermasalah dengan KAI sebanyak 9 kali. Karena yang bersangkutan pernah, sering naik kereta KAI tanpa tiket, dari mulai tahun 2023, tahun 2024 ada beberapa kali," ungkapnya.
"Sehingga sering diturunkan dari kereta, dia sakit hati," imbuhnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Antara/Tribun Jogja.
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.