Sementara, kondisi di Bekasi tidak siap menampung air dengan volume yang besar.
"Bekasi itu wilayah coverage, karena di bawah dari sini, itu meliputi wilayah yang saya katakan, Sentul, Bogor, wilayah Cikeas, itu masuk ke mana, ke aliran Sungai Cikeas dan Cileungsi, volumenya gede banget, dua sungai enggak tertampung, ujungnya di Bekasi itu cuma ada Kali Bekasi yang besar satu," jelas Yayat.
Padahal, ketika tidak banjir pun, muka air di kali Bekasi dengan muka jalan hanya beda tipis.
Oleh karena itu, ketika curah hujan di daerah Bekasi atau daerah hulu (Bogor) tinggi, potensi banjir menjadi tinggi pula.
Terhadap hal ini, Yayat mengatakan, Bekasi butuh tanggul untuk menangani masalah banjir.
Baca Juga: Pantauan Udara Banjir Karawang, 10 Ribu Orang Pilih Mengungsi | BENCANA BANJIR
Pasalnya, Yayat menilai, selama ini Bekasi kurang tersentuh dalam hal infrastruktur penanganan banjirnya.
Padahal, daerah tetangganya, seperti di Bogor dan Jakarta, cenderung sudah lebih siap dan berbenah terhadap penanganan banjir.
"Kemarin itu kita fokus ke Ciliwung karena Ciliwung itu dianggap penyebab sumber bencana di Jakarta," sebut Yayat.
Namun, ketika Ciliwung sudah dibenahi habis-habisan, justru Bekasi yang berada di sekitarnya dan masih satu ekosistem, kurang tersentuh.
"Bekasi yang juga metropolitan tidak didukung dengan upaya mitigasi bencana dengan infrastruktur yang siap untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di hulu (Bogor)," kata Yayat.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.