SEMARANG, KOMPAS.TV - Saat mengunjungi salah satu pengolahan fillet ikan di Kota Semarang, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengaku, bakal melakukan revitalisasi pada 78.000 hektar tambak di pesisir Pantura Jateng. Sebab, dari hasil kunjungannya di salah satu pabrik ini, kebutuhannya belum terpenuhi.
Padahal dalam setahun pabrik kecil ini hanya membutuhkan 36.000 ikan tilapia atau biasa disebut nila atau mujair. Sehingga menurutnya tidak ada permasalahan pada sisi hilir, tinggal bagaimana mempersiapkan dengan baik sisi hulu.
Revitalisasi tambak ini dinilai bakal menjadi solusi dua hingga tiga tahun ke depan. Sebagai langkah awal revitalisasi dilakukan pada 20.000 tambak milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2025 nanti, dengan fokus pada ikan tilapia sehingga bisa efektif.
Ikan tilapia dipilih karena dinilai sebagai ikan yang paling mudah dibudidayakan di pantura, dengan kondisi alam dan lingkungan yang ada. Selain itu, kebutuhan pasar dari ikan tilapia ini dinilai sangat besar, baik kebutuhan domestik maupun luar negeri.
“Revitalisasi tambak pantura seluas 78.000 hektar itu menjadi saksi buat kita. Kenapa demikian, itu bisa dilakukan betul-betul hal-hal yang seperti dialami oleh PT nila ini prosesnya bagus sekali,” ujar Sakti Wahyu Trenggono.
Selain tilapia, KKP juga siap membuat modeling budidaya rajunang di Jepara, sebab selama ini para nelayan masih menangkap dari alam. Harapannya ke depan, para nelayan tangkap rajunang bisa dialihkan menjadi pelaku budidaya rajunan.
#tambakikan #kkp #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.