BANDUNG, KOMPAS.TV - Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menyampaikan tiga fokus utama dalam upaya penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi.
Hal itu setelah pihaknya melakukan kunjungan ke sejumlah titik terdampak banjir bandang dan longsor di Sukabumi pada hari ini Kamis (5/12/2024).
Dalam kunjungannya, Bey meninjau empat lokasi yang terdampak cukup parah.
Lokasi pertama adalah Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, yang dilaporkan mengalami pergerakan tanah dan menjadi kawasan paling kritis.
Ia juga mengunjungi Puskesmas Pelabuhan Ratu dan Dermaga Pelabuhan Ratu, yang keduanya terkena dampak banjir.
Lokasi terakhir yang ditinjau adalah Jembatan Cihaur di wilayah Loji, yang terputus akibat banjir bandang.
Bey menjelaskan, Desa Sukamaju merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan terparah akibat pergerakan tanah.
Ia memastikan pemerintah daerah bersama instansi terkait akan memprioritaskan langkah-langkah penanganan untuk wilayah ini guna meminimalkan risiko lebih lanjut bagi warga.
Baca Juga: Tim SAR Evakuasi Jenazah Pria yang Ditemukan di Lokasi Banjir Bandang Sukabumi
“Pertama fokus pada evakuasi warga, fokus pada transport [akses] yang terputus oleh longsor. Karena ada beberapa jembatan dan jalan yang putus,” katanya di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Fokus ketiga adalah penyaluran bantuan dan logistik ke daerah yang terisolir akibat putusnya akses akan dilakukan melalui jalur laut.
“Untuk akses yang terputus lewat kapal bisa dilakukan,” katanya.
Pihaknya bersama BNPB juga sepakat mendirikan posko utama penanggulangan bencana di Pelabuhan Ratu.
“Kami belajar dari pengalaman sebelumnya, harus ada posko utama. Agar semua bantuan terkoordinasi, tadi saran Deputi BNPB, jadi semua terkontrol dengan baik,” tutur Bey.
Bey memastikan, meski sudah tidak terjadi banjir susulan pihaknya mengutamakan keselamatan warga.
Karena itu, saat ini warga diminta untuk tetap tinggal di pengungsian sambil menunggu hasil kajian PVMBG terkait lokasi pergerakan tanah di Cikembar.
“Apakah lokasi itu sudah tidak layak dihuni, kalau tidak layak harus direlokasi, kalau [ditetapkan] tanggap darurat, sesuai aturan BNPB yang rusak berat diganti Rp 50 juta, sedang Rp30 juta, rusak ringan Rp 10 juta dengan assesment,” paparnya.
Pihaknya juga meminta Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk lebih masif mengingatkan warganya, terutama yang tinggal di bantaran sungai untuk waspada.
Bey juga mengakui dampak dari bencana ini membuat aliran listrik 138.000 pelanggan terputus.
Akibatnya data terkait korban bencana terlambat karena saluran komunikasi terputus akibat listrik mati.
Saat ini, menurut laporan pihak PLN, hampir 58.000 pelanggan sudah bisa kembali menikmati listrik.
“Yang tidak bisa tersambungkan karena ada jalan yang tidak bisa ditempuh oleh PLN. Jadi data memang agak terhambat, kami akan update lewat Posko Utama Pelabuhan Ratu,” pungkasnya.
Baca Juga: 20 Kecamatan Terdampak Banjir dan Longsor, Begini Situasi di Kabupaten Sukabumi dan Pelabuhan Ratu
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.