BANYUWANGI, KOMPAS.TV - Seorang bocah berinisial CNA (7) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tewas diduga setelah mengalami kekerasan seksual dan kekerasan fisik. Sang ibu, SA, mengurung diri setelah keajdian itu.
Mengutip pemberitaan Tribunjatim-timur.com, Kamis (14/11/2024), kakek korban yang berinisial S menyebut SA sulit diajak berkomunikasi sejak peristiwa itu.
Berikut sejumlah fakta terkait kematian korban:
Orang Tua Korban Mengurung Diri
Menurut kakek korban, S, bukan hanya sang ibu yang merasa terpukul dan mengurung diri di kamar, melainkan juga ayah korban yang berinisial ADN.
"Ibunya sampai belum mau makan," kata kakek korban, Kamis.
Berkaitan dengan peristiwa itu, pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB menerjunkan tim untuk mendampingi keluarga korban.
Ibu Korban Hamil Tua
Menurut Alizha Amalia Rohmana, Pendamping Korban P2TP2A Dinsos PPKB Banyuwangi, saat ini ibu korban sedang hamil tua, dengan usia kandungan 8 bulan.
Pendampingan terhadap ibu korban, kata Alizha, sangat penting untuk memulihkan kondisi psikologisnya dan kesehatan janin yang dikandung.
Baca Juga: Kapal Feri Banyuwangi – Bali Hampir Tenggelam | NEWS OR HOAX
"Kami tadi mendampingi, dan Alhamdulillah ibu korban mulai mau makan," kata Icha, sapaannya.
Ia juga berjanji memberikan pendampingan lain bagi keluarga korban, termasuk menanggung biaya otopsi korban, pendampingan kesehatan keluarga korban, hingga pendampingan hukum selama proses persidangan hingga putusan.
Icha menambahkan, dirinya telah bertemu langsung dengan orang tua korban, dan melihat bahwa psikis mereka masih cukup terganggu. Bahkan, sang ibu masih kerap mengigau memanggil-manggil nama anaknya.
Sementara, ayah korban pun masih sulit untuk diajak berkomunikasi. Saat diajak berbicara, ia masih kerap menangis.
Korban Siswi Kelas I
Bocah berusia 7 tahun diduga meninggal setelah menjadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan.
Korban merupakan siswi kelas I madrasah ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kalibaru Iptu Yaman Adinata membenarkan adanya peristiwa itu. Menurutnya, peristiwa itu terungkap saat orang tua korban curiga korban tak kunjung pulang setelah lewat jam usai sekolah, Rabu (13/11/2024).
Baca Juga: Bejat! 2 Remaja Perkosa Anak Sejak SD Hingga SMP
Biasanya, kata dia, pada jam tersebut, korban telah sampai di rumah. Namun saat itu, korban tak kunjung tiba.
Orang tua korban pun menghubungi guru sekolah, namun guru sekolah mengatakan korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir.
"Setelah itu, orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama," kata Yaman.
Mereka menemukan korban tergeletak dengan posisi terlentang sekitar 200 meter dari rumahnya. Lokasi ditemukannya korban berada di area sekitar kebun.
Jalan korban pulang memang tergolong sepi sebab merupakan area kebun.
Sumber : Tribunjatim-timur.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.