FLORES TIMUR, KOMPAS.TV - Di lokasi pengungsian Desa Kobasoma, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur inilah Katarina Kire Kwuta, warga Desa Nawakote merawat bayi laki-lakinya yang lahir di tengah erupsi Gunung Lewotobi.
Tersenyum menatap bayinya yang baru saja dilahirkan, di tengah perjuangannya agar tetap hidup menghindari bahaya erupsi Gunung Lewotobi.
Dua hari jelang melahirkan, Katarina dibawa ke Puskesmas Lewolaga untuk proses persalinan.
Namun usai melahirkan, Katarina dan bayinya yang baru berusia 10 jam diminta kembali ke pengungsian, lantaran Puskesmas penuh dengan ibu hamil yang juga akan bersalin.
Katarina bersama buah hati ketiga ini pun tiba di tenda pengungsian bersama sang suami dan orang tuanya.
Bayi laki-laki yang lahir di Puskesmas di tengah bencana ini diberi nama Gibran oleh kedua orang tuanya.
Sang ayah bilang, nama Gibran terinspirasi dari nama Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka yang menurut rencana akan melihat kondisi para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi.
Panas terik dan debu vulkanik jadi ancaman bagi ibu Katarina dan bayi Gibran.
Bersyukur, tim kesehatan Lanal Maumere mendatangi Katarina dan merekomendasikan agar Katarina dan bayinya dipindahkan ke tempat yang lebih nyaman.
Tak hanya nasib Katarina dan bayi Gibran, petugas kesehatan di posko pengungsian telah mendata ibu-ibu yang kemungkinan melahirkan di pengungsian.
Kini, Gibran dan sang ibu serta ayahnya sudah nyaman di tempat baru yang disiapkan BNPB. Sehat selalu, Gibran.
Baca Juga: Akibat Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, 5 Bandara di NTT Ditutup
#gununglewotobi #pengungsianlewotobi #bayilahirdipengungsian
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.